Pada tahun 1999, pemerintah menetapkan visi pembangunan kesehatan
”Indonesia Sehat 2010” dengan harapan pada 2010 masyarakat Indonesia
telah hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan
sehat, serta dapat menyediakan, memanfaatkan, dan memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan sehingga masyarakat
memiliki derajat kesehatan yang optimal. Indikator keberhasilan
Indonesia sehat 2010 dinilai dari beberapa hal, antara lain jumlah bayi
yang memperoleh imunisasi dasar lengkap, terbentuknya lingkungan hidup
yang sehat, akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,
meningkatnya umur harapan hidup, serta menurunnya angka kematian bayi
dan ibu.
Selain itu, pada tahun 2000,
negara-negara di seluruh dunia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan
manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut dikenal dengan Millennium Development Goals (MDGs)
yang terdiri dari delapan target dan diharapkan tercapai pada tahun
2015. Delapan sasaran harus dicapai pada tahun 2015, yaitu menghapuskan
kemiskinan, menyediakan pendidikan dasar untuk semua, mendorong
kesetaraan gender, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
melestarikan lingkungan, dan membangun kemitraan global.
Upaya yang telah dilakukan selama ini untuk menurunkan Angka Kematian
Balita (AKBA) berhasil menunjukkan perbaikan yang sangat berarti antara
tahun 1960 dan 1990. Pada tahun 1960, AKBA masih sangat tinggi, yaitu
216 per 1.000 kelahiran hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) menunjukkan terjadinya penurunan hingga mencapai 46 per 1.000
kelahiran hidup pada periode 1998–2002. Rata-rata penurunan AKBA pada
dekade 1990-an adalah tujuh persen per tahun, lebih tinggi dari dekade
sebelumnya, yaitu empat persen per tahun. Pada tahun 2000, Indonesia
telah mencapai target yang ditetapkan dalam World Summit for Children (WSC), yaitu 65 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi. Indonesia juga telah mengalami kemajuan yang
signifikan dalam upaya penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade
terakhir. Pada tahun 1960, Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah
128 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini turun menjadi 68 per 1.000
kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995. Pada dekade
1990-an, rata-rata penurunan lima persen per tahun, sedikit lebih tinggi
daripada dekade 1980-an sebesar empat persen per tahun. Walaupun
pencapaian telah begitu menggembirakan, tingkat kematian bayi di
Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih
tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia
masih tertinggi di Asia. Tahun 2002 kematian ibu melahirkan mencapai 307
per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5
kali dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina. Angka
kematian ibu merupakan indikator utama yang membedakan suatu negara
digolongkan sebagai negara maju atau negara berkembang. Rata-rata AKI di
dunia dari 100.000 kelahiran tingkat kematian ibu mencapai 400. Di
negara maju indeks AKI mencapai 20 kematian per 100.000 kalahiran.
Sedangkan rata-rata di negara berkembang 440 kematian ibu per 100.000
kelahiran, Target pemerintah adalah untuk menurunkan AKI dari 390 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 pada tahun
1999, dan menurunkannya lagi menjadi 125 per 100.000 pada tahun 2010.
Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah dilakukan, di antaranya program Safe Motherhood pada tahun 1988, Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996, Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Saver
(PMS). Selain itu, atas kerjasama POGI, IDAI, IDI, Ikatan Bidan
Indonesia, dan Departemen Kesehatan pada tahun 2002, oleh Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo telah diterbitkan buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku ini diharapkan dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh setiap insan kesehatan (bidan, dokter,
dokter spesialis obstetrik dan ginekologi) di seluruh pelosok tanah air.
Tetapi pada kenyataannya AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334
per 100.000 pada tahun 1997 dan menjadi 307 per 100.000 pada tahun 2003
menurut survei demografi kesehatan Indonesia. Berbagai faktor penyebab
seringkali dijumpai secara bersamaan dan tumpang tindih turut
menyebabkan angka kematian ibu yang terjadi, diantaranya status gizi,
higiene, sanitari, kesadaran hidup sehat, dan jangkauan serta mutu
pelayanan kesehatan. Status ekonomi, pendidikan, ketidaktahuan, tradisi
sosial budaya, dan geografis. Status reproduksi seperti kehamilan risiko
tinggi yang tidak disadari masalahnya oleh ibu hamil. Tiga penyebab
utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah pendarahan 45%, infeksi
15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia) 13%. Sisanya terbagi
atas penyebab partus macet, abortus yang tidak aman, dan penyebab tidak
langsung lainnya (SKRT, 1995).
Indonesia berharap dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi dari 69
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 97
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dalam rangka
memenuhi MDGs 2015. Seorang dokter umum sebagai dokter layanan primer
dalam penyelenggaraan kesehatan sudah sepatutnya berpartisipasi aktif
dalam mendukung pencapaian target MDGs 2015 ini. [primz]
Sumber:
- Wicaksono. Upaya pencapaian MDGS melalui program direktorat kelangsungan hidup ibu bayi dan anak [disitasi 16 Juni 2010]. Diunduh dari: www.hspprs.org/…/Dr_Wicaksono_BKKBN_Upaya_pcapaian_MDGs_IBI_edit.ppt
- Susanto C.E. Angka kematian bayi masih tinggi [disitasi 14 Juni 2010]. 2010. Diunduh dari: http://bataviase.co.id/node/110111
- Pardjoko. Perempuan dan anak Indonesia tahun 2005 [disitasi 16 Juni 2010]. 2009. Diunduh dari: http://papahende.multiply.com/journal/item/59/Perempu-an_dan_Anak_Indonesia_Tahun_2005
- Effendi T.D. Tujuh tahun program MDGs di Asia Tenggara (rangkuman laporan UNDESCAP, UNDP dan ADP Maret 2007) [disitasi 16 Juni 2010]. Diunduh dari: http://tonnywong.blogspot.com/2007/08/tujuh-tahun-mdgs-di-asia-tenggara.html
- Rahardjo S.P. Revitalisasi KB dan pembangunan millennium (disitasi 12 Juni 2010). Diunduh dari: http://www.targetmdgs.org/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=6
- Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di Asia. [disitasi 12 Juni 2010]. Diunduh dari:http://www.menegpp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=145:angka-kematian-ibu-di-indonesia-tertinggi-di-asia&Itemid=87
Tidak ada komentar:
Posting Komentar