Senin, 28 Januari 2013

Kelestarian Sumber Air Minum, Air Bersih untuk Hidup Sehat

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Kita sering menggunakan air untuk membantu atau sebagai pelengkap untuk menjalankan aktivitas kita sehari-hari, misalnya saja mandi, mencuci, kakus, memasak dan yang pastinya air adalah minuman kita setiap hari.


google pencarian - www.google.com


Kita tentunya sudah dan harus mengetahui bahwa tubuh kita ini 73% terdiri dari air. Persentase air didalam tubuh sangat besar karena memang air memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita, seperti apa fungsi air bagi tubuh kita? Coba kita lihat:

google pencarian - www.google.com

  1. Air sebagai pengatur suhu tubuh
  2. Air berguna untuk melancarkan peredaran darah
  3. Air bisa membasahi kulit kita saat sedang kepanasan
  4. Air berguna untuk memperlancar pencernaan
  5. Air sebagai pelumas sendi dan otot
  6. Dan masih banyak fungsi air bagi tubuh manusia.

Dengan melihat fakta diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwa air merupakan sumber kehidupan yang tak bisa dipisahkan dengan manusia. Oleh karena air merupakan sumber kehidupan maka tentunya kita harus menggunakan air yang bersih dan sehat supaya kita tidak terserang penyakit karena mengkonsumsi air yang tidak sehat.

Air bersih sudah semakin sukar ditemui


Tak dapat terbantahkan lagi bahwa saat ini air bersih sangat sulit untuk kita dapatkan. Hal ini tentunya sangat menyulitkan masyarakat yang sehari-harinya sangat membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar bisa hidup sehat.

Bagaimana jika nanti air bersih tidak ada lagi?
Disaat air bersih sedang melimpah mungkin saja sangat jarang ada yang berpikiran seperti itu. Kita sering membuang-buang air bersih dan tak pernah berpikir kemana air bersih itu pergi dan apakah bisa kembali lagi nantinya. Kita tidak pernah berpikir bagaimana kedepannya karena kita hanya tahu bahwa "kita bebas menggunakan air" tanpa memperhatikan bahwa masih banyak orang lain yang lebih membutuhkan air bersih daripada kita.

google pencarian - www.google.com


Memang untuk saat ini masih ada beberapa wilayah yang bisa dikatakan masih mempunyai banyak cadangan air bersih, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kondisi masyarakat lainnya yang tinggal didaerah yang sulit untuk menemukan air bersih. Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan semakin sulitnya menemukan air bersih otomatis masyarakat tidak ada pilihan lain kecuali mengkonsumsi dan menggunakan air kotor sebagai pengganti air bersih.

Seperti kondisi yang sedang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia, khususnya di pulau jawa. Data dari data Bappenas tahun 2006, pulau jawa berada dalam kondisi kritis air. Kesadaran masyarakat dalam menghemat air dan menjaga kebersihan lingkungan hidup masih sangat rendah, hal ini mengakibatkan ketersediaan air bersih terus berkurang. Kondisi itu menjadi salah satu kendala bagi masyarakat di setiap daerah di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

Dari 92 daerah terluar yang berada di negara Indonesia, 64 diantaranya merupakan daerah yang kekurangan air bersih. Hal ini disebabkan karena keringnya air tanah yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

google pencarian - www.google.com


Situasi seperti ini sangat disayangkan terjadi di Indonesia. Pasalnya negara Indonesia adalah termasuk 10 besar negara yang memiliki persediaan air air yang melimpah, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari air.

Saat ini tidak kurang dari 60% masyarakat Indonesia tidak bisa mendapatkan air bersih. Padahal air bersih sendiri memiliki kegunaan yang sangat penting untuk kehidupan kita sehari-hari. Berarti 60% masyarakat Indonesia tidak menggunakan air bersih untuk dikonsumsi dan ini sangat beresiko menyebabkan berbagai penyakit dan mengancam kesehatan.

Kita tidak boleh membiarkan kondisi seperti ini bertahan dan terus membuat banyak masyarakat kita sengsara. Kita harus berupaya untuk mencari solusi dan menemukan jalan keluar masalah kekurangan air bersih.

Penyebab sulitnya untuk menemukan air bersih

google pencarian - www.google.com


Kelangkaan air bersih sangat meresahkan kehidupan manusia, karena manusia tak akan mampu bertahan hidup bila tidak ada air bersih. Akhir-akhir ini manusia diresahkan oleh kelangkaan air bersih, apalagi saat musim penghujan tiba maka air bersih sangat sukar untuk ditemui. Begitu juga saat musim kemarau, air bersih seperti memiliki harga yang sangat mahal sehingga tidak bisa kita miliki.

Kelangkaan air bersih yang menimpa masyarakat pastinya disebabkan oleh beberapa faktor. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bencana kelangkaan sumber daya air bersih, selain perubahan iklim yang cukup ekstrem. Penyebab utamanya adalah eksploitasi besar-besaran air tanah yang tidak hanya mengakibatkan terjadinya kelangkaan air, tetapi juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) terhadap permukaan air laut.

Apa saja penyebab langkanya air bersih? Coba kita lihat:
  1. Perilaku Manusia
    Faktor utama yang menyebabkan krisis air bersih adalah perilaku manusia itu sendiri. Banyak sekali kegiatan-kegiatan manusia yang membuat berkurangnya stok air bersih. Seperti contoh kegiatan manusia yang menyebabkan kelangkaan air bersih yaitu terlalu banyaknya pembangunan gedung-gedung besar yang memakan lahan, pembuangan sampah sembarangan, penyedotan air yang berlebihan dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Kegiatan yang sering dilakukan manusia yang menyebabkan kelangkaan air bersih dan masih terjadi sampai saat ini adalah pembuangan sampah sembarangan. Membuang sampah sembarangan dan bukan pada tempatnya dapat menyebabkan sumber air bersih terkontaminasi. Biasanya orang-orang sering membuang sampah disungai-sungai sehingga membuat aliran air terhambat dan membuat air tercemar sehingga bahaya bagi kesehatan jika digunakan.

  2. Perubahan Iklim yang Ekstrem
    Perubahan iklim yang ekstrem tentunya bisa membuat langkanya air bersih. Saat musim hujan tiba maka membuat sungai-sungai yang telah tercemar oleh limbah pabrik dan sambah rumah tangga meluap dan bercambur dengan air sumur yang dikonsumsi masyarakat. Dengan tercampurnya air sumur yang tadinya bersih dengan air sungai yang telah tercemar tadi membuat air sumur menjadi kotor dan tidak layak untuk dikonsumsi. Dengan demikian masyarakat akan semakin sulit untuk menemukan air bersih dan harus membeli dengan harga yang tidak murah.

    Begitu juga saat musim kemarau tiba, air bersih seperti air sumur yang menjadi andalan untuk dikonsumsi dan digunakan warga menjadi kering. Sehingga masyarakat sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Penjual air bersih juga sulit ditemui saat musim kemarau karena mereka juga kekurangan air bersih sehingga masyarakat terpaksa mengkonsumsi dan menggunakan air kotor untuk kegiatan sehari-hari.

  3. Kerusakan Lingkungan Alam
    Kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air bersih. Hal ini tidak bisa dibantah karena air sendiri terdapat di lingkungan alam dan apabila lingkungan sudah rusak maka otomatis air menjadi barang yang sulit ditemui. Contoh kerusakan lingkungan alam yang dapat menyebabkan kelangkaan air bersih yaitu gundulnya hutan dan global warming (pemanasan global).

    Penggudulan hutan dapat menyebabkan kekeringan dan kelangkaan air bersih. Sedangkan global warming (pemanasan global) juga dapat menyebabkan kekeringan yang parah karena keadaan alam yang sangat panas.

  4. Pengelolaan Air yang Kurang Baik
    Bagaimana pun juga manajemen pengelolaan air yang kurang baik dapat menyebabkan berkurangnya stok air bersih. Para penyedia atau penjual air bersih umumnya menggunakan air yang kurang bersih dan diolah sedemikian rupa sehingga layak dikonsumsi. Namun kinerja manajemen pengelola air ini sering kali terganggu sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih menjadi tidak terpenuhi 100%.

    Banyak hal yang mempengaruhi kinerja manajemen pengelola air ini. Salah satunya adalah banyaknya institusi yang terlibat dalam pengambilan kebijakan sehingga menyebabkan kegagalan program pembangunan disektor penyediaan air bersih.
Diatas adalah contoh faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kelangkaan air bersih yang menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menemukan air bersih sehingga terpaksa sedikit banyaknya menggunakan air kotor untuk memenuhi kebutuhan.

Dampak menggunakan air kotor

google pencarian - www.google.com


Seperti yang kita ketahui bahwa jika manusia tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya air berarti manusia akan selalu membutuhkan air. Sedangkan saat ini air bersih sudah sangat sulit untuk kita temukan diberbagai wilayah seperti Jakarta yang 94% air tanahnya sudah tercemar. Dengan keadaan seperti ini tidak mungkin rasanya semua masyarakat bisa mendapatkan air bersih sehingga mau tidak mau masyarakat harus menggunakan air kotor yang pastinya tidak sehat jika digunakan apalagi dikonsumsi.

Apabila terlalu sering mengkonsumsi air kotor maka akan menimbulkan dampak-dampak negatif bagi kesehatan tubuh kita. Dampak penyakit yang ditimbulkan karena mengkonsumsi air yang kurang bersih pun ada berbagai macam, seperti penyakit diare, muntaber, kolera dan masih banyak lagi penyakit-penyakit yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi dan menggunakan air kotor.

Upaya untuk mencegah kelangkaan air bersih

google pencarian - www.google.com


Sebagai manusia normal tentunya kita ingin menjalani hidup ini dengan keadaan yang sehat. Oleh karena itu, kita juga harus menjaga kebersihan air yang hendak kita gunakan karena air sendiri sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini air bersih sudah mulai langka dan sulit kita temui. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang telah saya jelaskan diatas. Oleh karena itu kita sebagai penghuni bumi yang sempurna harus berupaya untuk menjaga dan melestarikan sumber air bersih agar kita bisa hidup sehat.

Untuk menjaga dan melestarikan sumber air bersih ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan. Setidaknya dengan upaya-upaya tersebut bisa membuat sumber air bersih bertahan lebih lama dan menghindarkan masyarakat dari krisis air bersih. Apa saja upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan sumber air bersih? Mari kita lihat dibawah ini:
7 UPAYA PAMUNGKAS MENCEGAH KELANGKAAN AIR BERSIH

  1. Menghemat Penggunaan Air Bersih



    Penggunaan air bersih secara besar-besaran tanpa memandang kuota air yang masih tersedia mungkin adalah penyebab utama terjadinya kelangkaan air bersih. Ketersediaan air bersih yang ada disekitar kita sangat dipengaruhi oleh cara dan bagaimana kita memanfaatkannya. Jika kita sering menggunakan air bersih yang tersedia secara berlebihan tentunya akan mempercepat terkurasnya persediaan air bersih yang ada didalam tanah.

    Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita semua harus terbiasa menghemat penggunaan air sebisa mungkin karena sekecil apapun upaya kita untuk menghemat air bersih maka akan berdampak besar apabile kita selalu melakukannya dan dilakukan oleh semua orang.

  2. Membuang Sampah pada Tempatnya



    Seperti yang telah kita bahas diatas bahwa salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya kuota air bersih adalah banyaknya sampah yang dibuang ke tempat-tempat sumber mata air seperti sungai. Membuang sampah sembarangan akan membuat sumber air yang tadinya bersih dan alami menjadi tercemar dan dapat menimbulkan penyakit.

    Jika kita telah mengetahui bahwa membuang sampah bukan pada tempatnya dapat berakibat buruk bagi sumber air bersih seharusnya kita tidak melakukan hal itu. Mulai saat ini mari kita upayakan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan supaya tidak membahayakan kita dan orang lain serta makhluk hidup lainnya.

  3. Mengadakan Pengolahan Limbah dengan Benar



    Limbah hampir tidak memiliki perbedaan dengan sampah. Limbah adalah barang bekas sama halnya dengan sampah dan limbah juga bisa menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih jika dibuang tidak pada tempatnya. Limbah dapat merusak dan mencemari sumber mata air bersih.

    Tetapi sebenarnya limbah memiliki perbedaan dengan sampah dan perbedaan itu bisa kita manfaatkan. Limbah dapat kita olah atau daur ulang kembali sehingga yang tadinya limbah adalah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bisa kita gunakan. Misalnya saja limbah dari pabrik plastik yang menghasilkan plastik-plastik sisa produksi yang mereka buang. Daripada limbah tersebut dibuang ke sungai dan menyebabkan terhambatnya dan tercemarnya air sungai lebih baik kita memanfaatkannya dan mengubahnya menjadi barang berguna, seperti tas plastik, pas bunga, kotak pensil dan lain sebagainya.

  4. Mengadakan Pemulihan Hutan dan Tanaman



    Di dunia ini semua makhluk saling melengkapi, memang tepat kata-kata tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini di Indonesia sedang marak-maraknya penggundulan hutan. Penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis air bersih didalam tanah.

    Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan menyatakan bahwa penebangan hutan secara berlebihan dapat mengakibatkan jarangnya turun hujan karena tidak adanya daun-daun pohon yang menjaga kelembaban diudara. Jika ditempat yang memiliki hutan lebat hujan biasanya dua kali dalam satu minggu maka jika hutan gundul hujan akan turun dengan jarak berbulan-bulan.

    Selain itu banyaknya lahan kosong yang tidak terdapat pohon akan menyebabkan tanah tersebut tidak mengandung air karena tidak adanya akar-akar yang dapat menyimpan air hujan.

    Jika melihat fakta diatas maka sudah sepatutnya kita harus berupaya untuk menjaga hutan-hutan yang ada disekitar kita. Jika disekitar kita hutannya sudah gundul maka kita harus berupaya dan bertindak untuk melakukan pemulihan dengan cara menanam pohon-pohon baru.
  5. Memulihkan Keadaan Sumber Air Bersih



    Salah satu langkah atau upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi krisis air bersih adalah dengan cara memulihkan keadaan sumber air bersih itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali sumber mata air bersih di Indonesia yang tidak berfungsi dengan baik. Misalnya saja mata air yang terdapat pada sungai tersumbat karena banyaknya sampah dan kotoran.

    Oleh sebab itu kita harus berupaya untuk membersihkan, menjaga dan melestarikan sumber air bersih yang ada supaya tidak terjadi kelangkaan air bersih. Upaya ini bisa kita lakukan secara bergotong royong supaya perkerjaan itu tidak terasa berat dan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Upaya ini akan menimbulkan dampak yang besar jika banyak warga lain yang melakukannya.
  6. Mengawasi Pembangunan yang Terjadi



    Salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya air bersih adalah pesatnya pembangunan yang terjadi. Semakin hari semakin banyak saja bangunan-bangunan yang berdiri menghabiskan lahan-lahan bebas. Pembangunan seperti ini bisa menyebabkan tanah kehilangan air karena tidak bisa menyerap air hujan disebabkan terlalu padatnya bangunan.

    Oleh karena itu baik pemerintah maupun kita sendiri harus mengawasi pembangunan yang akan dilakukan. Berikan syarat kepada pihak pembangun agar tanah disekitarnya tidak kehilangan air. Misalnya saja sebuah bangunan harus memiliki halaman yang kosong dan ditanami rumput serta pohon-pohon kecil agar bisa menyerap air hujan. Bisa juga dengan menerapkan peraturan agar setiap bangunan harus memiliki setidaknya satu sumur agar saat hujan maka air akan masuk kedalam sumur tersebut.

  7. Melakukan Sosialisasi bahwa Air itu Penting



    Selain dengan berbagai upaya diatas kita juga bisa melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat banyak bahwa pentingnya air bersih untuk kehidupan kita. Sosialisasi ini bisa dilakukan diberbagai tempat yang menjadi tempat perkumpulan orang banyak, misalnya dibalai desa atau di sekolah-sekolah.

    Dengan melakukan sosialisasi ini akan menumbuhkan pengetahuan kepada masyarakat bahwa kita semua harus menjaga dan melestarikan sumber air yang ada dan melindunginya agar tidak tercemar. Jika semua masyarakat telah sadar akan pentingnya air bersih untuk kehidupan maka tidak akan ada lagi yang namanya air tercemar karena sampah rumah tangga atau limbah pabrik.

Solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih

google pencarian - www.google.com


Seperti yang sering kita lihat bahwa krisis air bersih bisa terjadi baik itu dimusim kemarau maupun musim penghujan. Kedua musim tersebut sama-sama merugikan jika terjadi terlalu lama, musim kemarau bisa mengeringkan air sedangkan musim penghujan bisa mengotori air. Melihat keadaan seperti itu kita tentunya harus memutar otak agar kita tidak kesulitan untuk menemukan air bersih.

Menurut saya ada dua cara untuk mengatasi krisis air bersih disaat kemarau dan musim penghujan. Disaat kemarau kita bisa membuat yang namanya "Sumur Tampung" dan disaat musim penghujan kita buat yang namanya "Penangkap Air Hujan". Kedua cara ini cara kerjanya adalah memanfaatkan keadaan alam yang sedang terjadi dengan tujuan supaya kita tidak kesulitan menemukan air bersih saat kemarau dan musim hujan.
Cara membuat "Sumur Tampung"


Sumur tampung adalah salah satu cara yang bisa kita gunakan disaat musim kemarau dan hujan hanya datang sekali-kali saja. Sesuai dengan namanya, sumur ini berfungsi untuk menampung air hujan. Jika kita lihat kurang lebih beginilah cara kerja sumur tampung:


Cara kerja sumur tampung yang saya maksud adalah seperti diatas. Pertama air hujan akan masuk kedalam penadah air dan mengalir melalui saluran air. Setelah itu air hujan tadi akan masuk dan terperangkap kedalam sumur yang telah kita sediakan. Sumur tampung diberi dinding semen atau beton supaya air hujan yang terperangkap tidak meresap kedalam tanah. Selain itu, sumur tampung juga diberi drainase dibagian atas dengan tujuan air tidak meluap keluar jika hujan terlalu deras.

Sumur tampung sendiri menurut saya sangat efektif, selain mudah dibuat juga memiliki kegunaan yang sangat membantu kita. Namun ada baiknya sumur tampung ini dibuat dengan ukuran besar dan dikerjakan bersama-sama dengan warga lain supaya semua warga bisa rasakan kegunaan dari sumur tampung ini.
Cara membuat "Penangkap Air Hujan"


Penangkap air hujan ini jika dilihat sepintas akan memiliki kesamaan dengan sumur tampung, yaitu sama-sama memanfaatkan air hujan. Namun penangkap air hujan ini memiliki cara kerja yang berbeda dan lebih panjang daripada sumur tampung. Penangkap air hujan juga digunakan saat musim hujan tiba dimana hujan datang sangat sering sehingga air bersih menjadi kotor. Jika kita lihat kurang lebih benilah cara kerja penangkap air hujan:


Cara kerja penangkap air hujan yaitu air hujan yang turun akan terperangkap diwadah perangkap air. Kemudian air hujan akan turun mengikuti saluran air dan akan masuk ke tank penyaringan. Didalam tank penyaringan kita bisa mengisinya dengan beberapa barang seperti pasir, kerikil dan lain sebagainya. Dari dalam tank penyaringan air hujan secara otomatis akan terpisah dengan kotoran yang ada dan masuk kedalam tank penampung. Setelah masuk ke tank penampung air akan disedot menggunakan pompa penyedot air dan akan dimasukan kedalam penampung akhir melalui keran air yang telah disediakan.

Sama halnya dengan sumur tampung, penangkap air hujan ini sangat berguna dan sangat membantu masyarakat. Dengan adanya penangkap air hujan ini maka masyarakat bisa mendapatkan air bersih walau pun sedang musim penghujan. Namun lagi-lagi cara ini akan lebih efektif jika dibuat dengan ukuran besar dan dengan dukungan masyarakat banyak supaya air bersih hasil proses ini bisa digunakan oleh warga lain yang kesulitan menemukan air bersih.

Sehat dengan minum air bersih dari PureIt

google pencarian - www.google.com


Diatas telah kita bahas mengenai air bersih yang mulai langka, penyebab langkanya air bersih, dampak dari menggunakan air kotor sampai pada upaya untuk menjaga dan melestarikan air bersih dan solusi untuk mendapatkan air bersih. Dengan demikian kita telah mengetahui bahwa sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan sumber air bersih untuk dikonsumsi dan menjaga kesehatan tubuh dengan tidak mengkonsumsi dan menggunakan air kotor.

Terlepas dari air bersih atau kotor kita sama-sama telah mengetahui bahwa jika kita ingin minum maka harus menggunakan air yang sudah dimasak. Memasak air bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman-kuman yang ada didalam air. Namun memasak air jika dipikir-pikir bisa membuat kita rugi karena kita harus menggunakan gas, kompor dan waktu tentunya. Tapi sekarang ini kita tidak perlu lagi repot-repot memasak air untuk diminum karena ada sebuah produk yang berfungsi untuk memurnikan dan menghilangkan kuman-kuman dan bakteri penyebab penyakit yang ada didalam air.

Mengapa harus PureIt?


Banyak sekali alasan yang menjadikan PureIt sebagai pilihan yang tepat untuk memurnikan air keran menjadi air minum. Salah satunya adalah keuntungan yang didapatkan jika menggunakan PureIt. Apa saja kelebihan itu? Lihat berikut ini:
  • Menghilangkan bakteri, virus dan parasit
  • Tidak perlu memasak air
  • Tanpa galon (lebih praktis, lebih hemat)
  • Air yang jernih dengan rasa alami
  • Tanpa gas dan listrik
  • Harga terjangkau
  • Mudah digunakan

Selain itu PureIt juga mendapatkan berbagai pengakuan internasional yang membuktikan bahwa PureIt memang yang terbaik dan bisa diandalkan. Siapa saja yang memberikan pengakuan kepada PureIt? Coba kita lihat:
  • Unilever Colworth, Inggris
  • Scottish Parasite Diagnostic Laboratory
  • London School of Hygiene and Tropical Medicine
  • SRL Rabanxy Clinical Reference Laboratories, Mumbai, India
  • National Environmental Engineering Research Institute, Chennai, India
  • Apollo Hospital Chennai, India
  • Central Food Technological Research Institute, India
  • Indian Public School Association
  • Institution of Public Health Engineers, India
  • King Institute of Preventive Medicine, Guindy, Chennai
  • National Institute of Cholera and Enteric Diseases
  • Sundaram Medical Foundation, Dr. Rangarajan Memorial Hospital


Dan juga sertifikasi dari Indonesia, seperti:
  • Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gajah Mada
  • Laboratorium Kualitas Air Institut Teknologi Bandung

Banyak sekali kelebihan dan keuntungan yang akan kita dapatkan jika menggunakan PureIt.

Bagaimana Cara Kerja PureIt?

Seperti yang kita ketahui bahwa PureIt adalah sebuah teknologi yang berguna untuk memurnikan air yang tadinya belum bisa diminum menjadi air minum yang bersih dan tentunya sehat. Lalu bagaimana cara kerja PureIt untuk menghasilkan air minum yang sehat? Mari kita lihat:

google pencarian - www.google.com


PureIt bekerja dengan melalui 4 tahap pemurnian air canggih atau yang sering disebut teknologi pembunuh kuman.

Hal yang perlu kita lakukan hanyalah menuangkan air tanah atau air keran ke dalam corong bagian atas PureIt. Setelah itu PureIt akan bekerja sesuai dengan tahap-tahap berikut:
  1. Saringan Serat Mikro
    Pada tahap pertama ini PureIt bekerja untuk menghilangkan kotoran yang terlihat yang terdapat pada air oleh saringan serat mikro. Contoh kotoran yang disaring misalnya kerikil kecil, rumput-rumput halus dan lain sebagainya.
  2. Filter Karbon Aktif
    Pada bagian ini PureIt akan menghilangkan zat pestisida dan parasit yang mungkin terdapat didalam air yang berbahaya jika dikonsumsi.
  3. Prosesor Pembunuh Kuman
    Setelah melalui dua tahap diatas proses akan dilanjutkan ke tahap pembunuhan semua kuman-kuman, bakteri dan virus yang berbahaya.
  4. Penjernih
    Setelah melalui ketiga proses diatas maka air yang kita tuangkan tadi akan tiba pada tahap terakhir yaitu tahap penjernihan air. Pada tahap ini akan dihasilkan air yang jernih, tidak berbau dan rasanya alami dan pastinya sehat.



Setelah melalui 4 tahap oleh teknologi pembunuh kuman yang ada pada PureIt maka akan dihasilkan air yang bersih, sehat dan tidak berbau yang bisa kita minum. Jika kita belum ingin meminum air yang telah diproses maka air tersebut akan ditampung di dalam PureIt dengan dinding yang transparan pada bagian bawah.

PureIt, Pemurni Air dengan Teknologi tinggi

PureIt dilengkapi dengan teknologi pembunuh kuman yang sangat ampuh dalam memurnikan air mentah menjadi air bersih siap minum. Teknologi ini menjamin keluarga kita untuk minum air yang bersih dan sehat.

Selain dengan teknologi pembunuh kuman PureIt juga dilengkapi dengan teknologi lain yang tak kalah pentingnya. Teknologi tersebut adalah indikator yang bisa menunjukkan kapan kita harus mengganti Germkill Kit pada PureIt. Sebelumnya apa itu Germkill Kit?
Germkill Kit adalah bagian utama dari teknologi pembunuh kuman PureIt. Germkill Kit berupa komponen PureIt yang bertugas pada tiga pemurnian air, yakni tahap 2, 3, dan 4. Dibawah ini adalah bentuk dari Germkill Kit PureIt:

google pencarian - www.google.com


Lalu bagaimana cara kerja dari indikator yang menunjukkan bahwa kapan waktunya kita harus mengganti Germkill Kit PureIt?
Indikator yang terdapat pada PureIt memiliki tiga macam warna yaitu putih sepenuhnya, sebagian merah dan sebagian putih, dan yang terakhir merah sepenuhnya. Berikut adalah gambar indikator PureIt:


Pada gambar diatas terdapat 4 buah indikator yang menempel pada PureIt. Tiga indikator paling atas adalah keterangan warna sedangkan indikator yang paling bawah adalah indikator yang menunjukkan apakah Germkill Kit sedang dalam keadaan putih, sebagian merah sebagian putih, atau sepenuhnya merah. Berikut adalah pengertian dari warna-warna indikator diatas:
  1. Putih sepenuhnya
    Jika indikator PureIt menunjukan warna sepenuhnya putih berarti Germkill Kit pada PureIt bekerja dengan baik dan lancar.
  2. Sebagian merah sebagian putih
    Jika indikator PureIt menunjukan warna sebagian merah dan sebagian putih berarti kinerja Germkill Kit PureIt sudah hampir habis masa pakai. Setelah memurnikan 1.500 liter air maka Germkill Kit PureIt harus diganti. Jika indikator menunjukkan demikian berarti Germkill Kit PureIt kita sudah hampir memurnikan 1.500 liter air.
  3. Merah sepenuhnya
    Jika indikator PureIt berwarna merah sepenuhnya maka ini menunjukan bahwa Germkill Kit PureIt sudah memurnikan 1.500 liter air sehingga kita harus menggantinya segera.

Apa yang terjadi jika Germkill Kit pada PureIt sudah harus diganti tetapi kita tidak menggantinya?
Jika Germkill Kit pada PureIt tidak kita ganti saat dia sudah harus diganti maka PureIt secara otomatis akan menghentikan kerjanya. Air yang kita masukan kedalam PureIt tidak akan keluar karena Germkill Kit belum kita ganti.

Dengan begini maka kita dan anggota keluarga yang lain akan aman dari virus dan bakteri yang terdapat pada air karena PureIt tidak akan mengeluarkan air yang masih terdapat bakteri dan virus.

Bagaimana cara memasang Germkill Kit PureIt?
Untuk memasang Germkill Kit PureIt yang baru kita bisa menghubungi pihak teknisi PureIt. Mereka akan datang langsung ke rumah kita dan akan memasangkan Germkill Kit pada PureIt yang kita miliki. Namun jika kita ingin memasangnya sendiri sekalian belajar maka kita bisa menyaksikan streaming tentang tutorial cara mengganti Germkill Pureit berikut ini:



Untuk mendapatkan Germkill Kit PureIt yang baru kita bisa memesannya kepada unilever dan mereka akan mengantarnya kerumah kita. Selain memesan kepada unilever kita juga bisa membelinya di supermarket atau minimarket yang menyediakan Germkill Kit untuk PureIt.

Selain dilengkapi dengan teknologi yang sangat canggih PureIt juga menawarkan harga yang sangat murah. Hanya dengan Rp. 550.000 saja kita bisa mendapatkan sebuah alat yang bisa menjamin keluarga kita untuk terus mengkonsumsi air yang sehat. Coba hitung jika kita terus menerus menggunakan air galon, memasak air, atau membeli air isi ulang tentunya kita akan mengeluarkan biaya lebih untuk kedepannya.

Air bersih untuk hidup sehat

google pencarian - www.google.com


Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian cermat, karena air bersih, saat ini menjadi barang mahal. Air sudah banyak berkurang dan tercemar, sedangkan ketergantungan manusia terhadap air semakin besar. Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun segala sistem tubuh manusia. Air dapat bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, merawat kecantikan, menyehatkan jantung, mencegah penyakit batu ginjal dan hati, dan mengeluarkan racun.

Oleh karena begitu pentingnya kegunaan air bagi kehidupan dan tubuh kita maka kita semua harus berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga dan melestarikan sumber air bersih untuk kita minum. Kita harus berhenti berbuat sesuatu yang dapat mengancam sumber air bersih. Mulai dari sekarang ada baiknya kita melakukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian air minum yang bersih seperti yang saya tuliskan diatas.
Kelestarian Sumber Air Minum, Air Bersih untuk Hidup Sehat



Sumber referensi:
www.pureitwater.com/ID/
www.youtube.com
www.google.com

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : 12 Tahun 2009; Tanggal : 15 April 2009
I. Pendahuluan
Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian  masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang  sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya bermuara di laut. Air  hujan yang jatuh ke bumi tersebut menjadi sumber air bagi makhluk hidup.
Curah hujan di wilayah Indonesia cukup tinggi, yaitu 2.000 – 4.000  mm/tahun dapat menjadi sumber air bersih, tetapi sering  menimbulkan banjir pada musim penghujan, karena air hujan tidak dapat meresap ke tanah seiring dengan menurunnya daerah resapan.
Di sisi lain dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan  air bersih meningkat, diperkirakan pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduk sebesar 100 liter/ hari/orang.
Pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan dampak  negatif antara lain: intrusi air laut, penurunan muka air tanah,  amblesan tanah (land subsidence) yang menyebabkan genangan banjir  dimusim penghujan. Sementara itu alih fungsi lahan pada daerah  resapan akan menurunkan resapan air hujan, sehingga terganggunya ketersedian air bersih.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka perlu  dipertahankan kesetimbangan melalui proses pengambilan dan  pengisian air hujan (presipitasi dan infiltrasi) dengan meresapkan ke  dalam pori-pori/rongga tanah atau batuan, serta dilakukan upaya konservasi air.
Prinsip dasar konservasi air adalah mencegah atau meminimalkan air  yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal  mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah  hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir ke  laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air  kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge) melalui  pemanfaatan air hujan dengan cara membuat kolam pengumpul air  hujan, sumur resapan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang  resapan biopori. Pemanfaatan air hujan dipengaruhi oleh beberapa  faktor antara lain curah hujan, nilai kelulusan batuan (konduktivitas  hidrolik), luas tutupan bangunan, muka air tanah, dan lapisan  akuifer. Agar dapat terimplementasikan pada masyarakat atau pengelola bangunan maka diperlukan tata cara pemanfaatan air hujan.
II. Tata Cara Pembuatan Kolam Pengumpul Air Hujan, Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori
A. Kolam Pengumpul Air Hujan
1. Kolam Pengumpul Air Hujan di atas Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. muka air tanah dangkal < 1 m;
  2. jenis tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi rendah seperti lempung dan liat; atau
  3. kawasan karst, rawa, dan/atau gambut.
b. Konstruksi
  1. membuat saluran air dari talang bangunan (dengan bahan PVC) ke dalam kolam pengumpul air hujan;
  2. membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata,  tanah liat atau bak fiber/aluminium, dilengkapi dengan  saluran pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan; dan
  3. membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan talang dan saluran air dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
2. Kolam Pengumpul Air Hujan di bawah Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. daerah bebas banjir;
  2. muka air tanah dangkal > 2 m;
  3. keterbatasan ruang di atas tanah; dan/atau
  4. daerah dengan ketinggian permukaan tanah minimal di  atas 10 m di atas permukaan laut dengan luas lahan terbatas.
b. Konstruksi
  1. membuat saluran air (PVC) dari talang bangunan ke dalam kolam pengumpul air hujan;
  2. membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata,  atau bak fiber/aluminium dilengkapi dengan saluran  pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan. Apabila  kolam pengumpul tersebut dimanfaatkan untuk keperluan  sehari-hari maka dapat dilengkapi dengan pompa air yang diletakkan pada permukaan tanah; dan
  3. membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan talang dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
B. Sumur Resapan
1. Sumur Resapan Dangkal
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. tinggi muka air tanah > 0,5 m; dan/atau
  2. berada pada lahan yang datar dan berjarak minimum 1 m dari pondasi bangunan.
  1. sumur resapan dangkal dibuat dalam bentuk bundar atau  empat persegi dengan menggunakan batako atau bata merah atau buis beton;
  2. sumur resapan dangkal dibuat pada kedalaman di atas  muka air tanah atau kedalaman antara 0,5 – 10 m di atas  muka air tanah dangkal dan dilengkapi dengan memasang  ijuk, koral serta pasir sebesar 25% dari volume sumur resapan dangkal;
  3. sumur resapan dangkal dilengkapi dengan bak kontrol  yang dibangun berjarak + 50 cm dari sumur resapan dangkal yang berfungsi sebagai pengendap;
  4. sumur resapan dangkal dan bak kontrol dilengkapi dengan  penutup yang dapat dibuat dari beton bertulang atau plat besi;
  5. membuat saluran air dari talang rumah atau saluran air di  atas permukaan tanah untuk dimasukkan ke dalam sumur  dengan ukuran sesuai jumlah aliran. Sumur resapan yang  sumber airnya dialirkan melalui talang bangunan tidak perlu membuat bak kontrol; dan
  6. memasang pipa pembuangan yang berfungsi sebagai  saluran limpasan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan bak kontrol dan sumur resapan dangkal  dengan mengangkat filter yang berupa ijuk, koral dan pasir  pada setiap menjelang musim penghujan atau disesuaikan dengan kondisi tingkat kebersihan filter; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui  kualitas air yang masuk ke dalam sumur resapan apabila  terdapat unsur-unsur tercemar. Parameter analisa air  tanah dapat mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan  Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
2. Sumur Resapan Dalam
  1. diutamakan di daerah land subsidence dan/atau daerah genangan;
  2. penurunan muka air tanah dalam kondisi kritis;
  3. ketinggian muka air tanah > 4 m; dan/atau
  4. sumur resapan dalam dapat dipadukan dengan sumur eksploitasi yang telah ada dan/atau yang akan dibuat.
b. Konstruksi
  1. sumur resapan dalam dibuat melalui pemboran dengan  lubang bor tegak lurus dan diameter minimal 275 mm (11 inch) untuk seluruh kedalaman;
  2. diameter pipa lindung dan saringan minimal 150 mm (6  inch);
  3. kedalaman sumur resapan dalam disesuaikan dengan kondisi akuifer dalam yang ada;
  4. bibir sumur atau ujung atas pipa lindung terletak minimal  0,25 m di atas muka tanah dan dilengkapi dengan penutup pipa;
  5. saringan sumur bor harus ditempatkan tepat pada  kedudukan akuifer yang disarankan untuk peresapan.  Apabila akuifernya mempunyai ketebalan lebih dari 3 m,  maka panjang minimal saringan yang dipasang harus 3 m, ditempatkan di bagian tengah akuifer;
  6. ruang antara dinding lubang bor dan pipa lindung di atas  dan di bawah pembalut kerikil diinjeksi dengan lumpur  penyekat, sehingga terbentuk penyekat-penyekat setebal 3  m di bawah kerikil pembalut dan setebal minimal 2 m di atas kerikil pembalut;
  7. ruang antara dinding lubang bor dan pipa jambang di atas  kerikil pembalut mulai dari atas lempung penyekat hingga  kedalaman 0,25 m di bawah muka tanah harus diinjeksi dengan bubur semen, sehingga terbentuk semen penyekat;
  8. di sekeliling sumur harus dibuat lantai beton semen  dengan luas minimal 1 m2, berketebalan minimal 0,5 m  mulai 0,25 m di bawah muka tanah hingga 0,25 m di atas muka tanah;
  9. sumur resapan dalam dilengkapi dengan 2 buah bak  kontrol yang dibuat secara bertingkat dengan  menggunakan batu bata, batako, atau cor semen secara  berhimpit berukur panjang 1 m, lebar 1,5 m, dan  kedalaman 1,5 m, dasar bak kontrol disemen; dan
  10. untuk bak penyaring, dibuat dengan kedalaman 1 m dan  diisi dengan pasir dengan ketebalan 25 cm, koral setebal  25 cm dan ijuk setebal 25 cm. Bak kontrol 2, dengan  kedalaman 1,5 m diisi dengan ijuk setebal 25 cm, arang  aktif setebal 25 cm, koral setebal 25 cm, dan ijuk setebal 25 cm.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan atau mengganti penyaring dari kotoran dan  endapan/lumpur yang menyumbat pada bak penyaring,  pada musim penghujan dan kemarau atau sesuai dengan keperluan; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui  kualitas air yang masuk ke dalam sumur resapan.  Parameter analisa air tanah dapat mengacu pada Peraturan  Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
C. Lubang Resapan Biopori (LRB)
a. daerah sekitar pemukiman, taman, halaman parkir dan sekitar pohon; dan/atau
b. pada daerah yang dilewati aliran air hujan.
2. Konstruksi
a. membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter  10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampaui  kedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapan biopori antara 50 – 100 cm;
b. memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
  1. paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10 cm; atau
  2. adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
c. mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal  dari dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
d. menutup lubang resapan biopori dengan kawat saringan.
3. Pemeliharaan
a. mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
b. memasukkan sampah organik secara berkala pada saat  terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
c. mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan  biopori setelah menjadi kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
III. Kebutuhan Jumlah Kolam Pengumpul Air Hujan, Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori
A. Jumlah Unit Kolam Pengumpul Air Hujan yang Diperlukan Berdasarkan Luas Tutupan Bangunan
B. Jumlah Unit Sumur Resapan Dangkal, Sumur Resapan Dalam dan  Lubang Resapan Biopori yang diperlukan berdasarkan Luas Tutupan Bangunan
C. Nilai Kelulusan Batuan (Konduktivitas Hidrolik) (m/hari) berdasarkan Jenis Batuan
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad.

11 Cara Penyaringan Air Tradisional

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air bersih yang layak pakai dimana salah satu caranya adalah membuat saringan air.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yng paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Berikut beberapa aternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air :

1. Saringan Kain Katun.

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2. Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

3. Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat (SPL)

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat (SPL).

5. Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

6. Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

7. Saringan Arang

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini.

8. Saringan air sederhana / tradisional

Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

9. Saringan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

11. Saringan Tanah Liat.

Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan keramik.

Alat sederhana pengubah sampah plastik menjadi minyak buatanku

Bermula dari pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang anak SMP yang berhasil membuat alat pengubah sampah plastik menjadi minyak. Rasa penasaran mulai membayangi, coba bayangkan jika tiap keluarga mampu membuat alat ini, dan memakainya untuk m̷e̷n̷g̷h̷a̷b̷i̷s̷i̷ sampah plastik disekitar rumah, hampir bisa dipastikan tak akan ada lagi sampah plastik yang bertebaran, lingkungan jadi semakin bersih dan tanpa sadar kita sudah berpartisipasi pada usaha penyelamatan bumi dari pencemaran limbah plastik.

Sebagai tambahan, plastik baru bisa terurai setelah 100 tahun berada dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis plastiknya. hmmm lama banget kan !!

Selain itu, untuk keperluan sehari hari kita tidak perlu membeli minyak tanah yang harganya semakin tak terjangkau. Sebab minyak yang dihasilkan alat ini kualitasnya lebih bagus dari minyak tanah. Dan jika mau, kita bisa mengkonversi lebih lanjut menjadi bensin, solar etc.

Isu kenaikan BBM yang sedang menghangat, sepertinya bakalan menambah kebermanfaatan alat ini pikirku. Penasaran semakin berlanjut yang pada akhirnya memaksaku untuk berkeliling seputaran google. Ada banyak informasi dan referensi yang aku dapatkan, dimulai dari sebuah mesin raksasa dari Amerika yang dapat menghabiskan ribuan ton sampah dalam setiap tahunnya untuk kemudian dikonversi menjadi minyak mentah.

Lanjut ke seorang warga Jepang yang membuat alat pengubah sampah plastik menjadi minyak. Alat ini lebih simpel dan diproduksi untuk kebutuhan rumah tangga, namun sayang harganya yang masih selangit yaitu sekitar 100 juta rupiah. Alat ini diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Blest, info selengkapnya mengenai alat ini silahkan cek tkp

Tidak hanya sampai disitu, ternyata di kota Ngawi anak anak SMK mampu membuat alat yang lebih sederhana dan lebih masuk akal untuk masyarakat Indonesia. Alat ini menggunakan bahan utama tabung elpiji 3 kg dan pipa besi, dilengkapi dengan dua lubang penguapan yang mampu menghasilkan bensin dan solar. Hmmmm mantap juga nih alat, namun sayangnya lagi, untuk dapat membuat alat ini memerlukan modal sekitar 600 ribu rupiah, murah? iya tapi masih belum cukup hemat untuk ukuran kantongku. Berita lengkapnya

Akhirnya pencarian referensi dan informasi sampailah pada titik konsep bahwa sebenarnya plastik memiliki kemiripan unsur pembentuk dengan bahan bakar minyak. Saat dipanaskan plastik akan meleleh lalu mencair, cairan plastik ini jika terus dipanaskan akan membentuk uap panas, dan jika uap panas ini melewati pendingin (kondensor) dia akan mengembun dan membentuk minyak. Mungkin itu konsep dasar yang aku tangkap. Mohon koreksinya kalo salah.

Setelah tertangkap konsep dasarnya, aku kembali melihat video anak smp di awal, akhirnya alat ini yang aku jadikan patokan, karena dari semua alat yang ada hanya inilah yang paling sederhana.

Okeeey sobat klikedukasi saatnya kita memulai pembuatan alat dengan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan:

  1. Kaleng bekas biskuit Khong Guan, tanggo atau sejenisnya
  2. Pipa besi sepanjang 2 meter atau  lebih panjang akan lebih bagus. Jika kurang dari 2 meter, kondensasi uap panasnya tidak maksimal. aku menggunakan pipa bekas antene :p
  3. Lem besi
  4. Sampah plastik
    Beberapa sampah plastik yang aku gunakan.

Selanjutnya tinggal merakitnya menjadi bentuk seperti di bawah.


Yang perlu diperhatikan adalah saat pengeleman, usahakan tiap sambungan tertutup lem dengan rapat, sebab jika ada kebocoran akan berpengaruh pada proses kondensasi dan banyaknya minyak yang dihasilkan.

Ini adalah tampilan alat sederhana buatanku..


Dari percobaan yang sudah aku lakukan, sampah plastik satu kaleng tango dapat menghasilkan minyak sebanyak setengah botol air mineral. Sebenarnya kuantitas minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis sampah plastik yang digunakan.  Plastik botol minum seperti (aqua, mizone, pocari sweat, ember plastik etc) dapat menghasilkan lebih banyak minyak jika dibandingkan dengan kantong plastik, ato plastik-plastik snack.


Alat ini juga sudah aku coba di sekolah, dan alhamdulillah berhasil, berikut hasil percobaan kita.



Kita mencoba memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak dipakai serta sampah yang ada disekitar sekolah, termasuk tempat uji coba juga dilakukan pada bekas reruntuhan bangunan sekolah :). Ohya untuk pembakaran bisa dengan media apapun, disekolah aku nyoba make bahan bakar kayu, Namun untuk hasil yang maksimal, kita bisa menggunakan kompor gas, kenapa? yaaa karena panasnya lebih stabil dan kita mudah dalam mengatur suhu pemanasannya.



Foto anak anak sedang melakukan pengeleman pada pipa besi.



Jika pemanasan stabil (sayangnya aku ga sempet ngukur suhu pemanasannya) sekitar 20 - 30 menit pemanasan, minyak akan mulai menetes pada ujung pipa.

Dan ini dia hasilnya, aku sempet membuktikan bahwa minyak yang dihasilkan lebih bagus kualitasnya dari minyak tanah, sebab minyak ini dapat menyala di atas pipa besi dan sempet menyambar kumpulan minyak yang ada di bawahnya.
Menurut keterangan yang aku dapatkan, minyak yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih termasuk minyak mentah, artinya minyak ini masih bisa diproses lebih lanjut menjadi bensin, solar, minyak tanah dan sejenisnya.

Ohya semenjak ada alat ini, semua sampah plastik di rumah, aku kumpulkan untuk kemudian aku konversi menjadi minyak dan mudah-mudahan dengan adanya alat seperti ini lingkungan sekitar rumahku terbebas dari sampah plastik.

Sekian, semoga menginspirasi. 



dikutip dari :
http://www.klikedukasi.com/2012/04/alat-sederhana-pengubah-sampah-plastik.html

Pengolahan Air Bersih

     Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.

Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM – Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum, hehehe..
 
Anyway, secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis pengolahan air bersih. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.

1. Bangunan Intake
 
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.
 
2. Water Treatment Plant
 
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.
 
a. Koagulasi
 
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang terjadi dalam bak ini..?? pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
 
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
 
c. Sedimentasi
 
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
 
d. Filtrasi
 
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
 
3. Reservoir
 
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
 
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

dikutip dari :  http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/

Pengolahan Air Bersih dengan Cara Saringan Pasir Lambat Up Flow

I.      Sistem Saringan Pasir Lambat "Up Flow"
            Teknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air baku yang ada mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim hujan.
            Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan "Up Flow" dengan media berikil atau batu pecah, dan pasir kwarsa / silika. Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi atau dengan memakai pompa.
Diagram proses pengolahan serta contoh rancangan konstruksi saringan pasir lambat Up Flow ditunjukkan pada Gambar (1).
Gambar (1) : Diagram proses pengolahan air bersih dengan teknologi saringan pasir lambat "Up Flow" ganda.


 Gambar (2) : saringan pasir lambat "Up Flow".

           Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungi sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa pengeluran atau pengerukan media penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja.  Saringan pasir lambat "Up Flow" ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir) yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang konvesional.  Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
II. KRITERIA PERENCANAAN SARINGAN PASIR LAMBAT "UP FLOW"
            Untuk merancang saringan pasir lambat "Up Flow", beberapa kriteria perencanaan yang harus dipenuhi antara lain :
  • Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.
  • Kecepatan penyaringan antara 5 - 10 M3/M2/Hari.
  • Tinggi Lapisan Pasir 70 - 100 cm.
  • Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.
  • Tinggi muka air di atas media pasir 90 - 120 cm.
  • Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm.
  • Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm
  • Jumlah bak penyaring minimal dua buah.
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi.
Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan "Up Flow" dengan media berikil atau batu pecah.
Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat Up Flow sama dengan saringan pasir lambat Up Flow terdiri atas unit proses:
  • Bangunan penyadap
  • Bak Penampung / bak Penenang
  • Saringan Awal dengan sistem "Up Flow"
  • Saringan Pasir Lambat Utama "Up Flow"
  • Bak Air Bersih
  • Perpipaan, kran, sambungan dll.
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.   
dikutip dari : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html 

Senin, 07 Januari 2013

CARA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA SEDERHANA


Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian kemampuan alam tersebut sangat terbatas sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.

Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:

a. Pengenceran (Dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Makin bertambahnya penduduk berarti kegiatan manusia makin meningkat sehingga jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, air yang diperlukan untuk pengenceran juga akan bertambah banyak oleh sebab itu cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.

Disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air (selokan, sungai, danau, dan sebagainya), dan dapat menimbulkan banjir.

b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri, dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan berada di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.

Cara kerjanya, antara lain sebagai berikut: empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.

Pada proses fotosintesis terbentuk O%u2082 (oksigen). Oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan.

Pada pengolahan ini juga akan terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila dibuang ke dalam badan-badan air.

c. Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali sehingga air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan.

Cara ini dapat digunakan terutama untuk air limbah rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan sebagainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein yang diperlukan oleh tanaman cukup tinggi.


sumber 
http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/363/Cara-Pengolahan-Air-Limbah-Secara-Sederhana