BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kanker
adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri, dan tidak mengindahkan
kaidah hokum-hukum pembiakan. Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam
berbagai organ,seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung,
sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh lainnya.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk
suatu massa dari
jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa
menyebar ( metastasis ) ke seluruh tubuh. Kanker menjadi momok bagi semua
orang, hal ini karena angka kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Tidak
hanya di Indonesia
melainkan juga di berbagai Negara. Di Amerika, kanker merupakan penyebab
kematian nomor dua. Pada tahun 2003
diperkirakan ada 1.334.100 kasus dengan angka kematian sebanyak 556.500 orang. Sedangkan
di Eropa terdapat tiga juga kasus kanker baru tiap tahun dengan angka kematian
sebesar dua juta.
Penyakit
Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria
maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti
kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru
dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya. Penyakit kanker
paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal)
didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau
ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini
dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh
misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak
disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes,
radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven
arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kanker paru-paru ?
2. Apa yang menyebabkan kanker paru-paru ?
3. Bagaimana gejala,pencegahan dan pengobatan kanker
paru-paru ?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui tentang gambaran umum kanker paru-paru
beserta penyelesaiannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia
terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker rahim,
kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit, dan kanker rektum.
Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008
sebanyak 27.125 kasus, terdiri dari Ca. serviks 8.568 kasus (31,59%), Ca. mamae
14.019 kasus (51,68%), Ca. hepar 3.260 (12,02%), dan Ca. paru 1.278 kasus
(4,71%). Prevalensi kanker paru di Jawa Tengah tahun 2006 sebesar 0,01%. Pada
tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,004%, dan pada tahun 2008 menjadi
0,005%. Prevalensi tertinggi adalah di Kabupaten Kudus sebesar 0,026% (Dinprov
Jateng, 2008).
Atmanto (1992) menyatakan
kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi diantara jenis kanker
lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar 24,1%. Pada
Tahun 1998 di RS Kanker Dharmais, kanker paru menem-pati urutan kedua terbanyak
setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 75 kasus (Nasar, 2000)
Tingginya angka merokok pada
masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai salah satu masalah kesehatan di
Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya. Peningkatan angka kesakitan
penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat dari hasil Survai
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan angka kematian
karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 1990. Data yang dibuat
WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi
penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya
pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini
mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya
masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita
kanker paru pasca bedah menunjukkan bahwa, rata-rata angka tahan hidup 5
tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage
II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan
(PDPI, 2003).
Pada tahun 1998 Cancer
Statistics melaporkan bahwa di Amerika ditemukan 45.000 kasus baru KPKSK. Respons
terhadap kemoterapi KPKSK pada semua stage cukup tinggi ( 65 % - 85 %), MTTH pada
limited stage (LD-SCLC) yang diobati 10 – 15 bulan, hanya 3 bulan jika tidak
diobati, dan akan meningkat menjadi 12 – 20 bulan jika ditambah dengan radiasi
toraks. Angka tahan hidup pada extensive disease (ED_SCLC) jauh lebih rendah
yaitu 7 – 11 bulan jika diterapi dan hanya 1,5 bulan jika tidak diobati (Landis
et al, 1998).
Kanker
paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel
mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap
paparan kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru. Sebagai respon
dari luka selular, proses reaksi dan radang akan berevolusi. Sel basal mukosal
akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi menjadi sel goblet yang
mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik terjadi akibat pergantian
lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai dengan
atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik yang berkembang menjadi
displasia mukosal. Rentang waktu proses ini belum dapat dipastikan, hanya
diperkirakan kurang lebih antara 10 hingga 20 tahun.
Menurut
WHO, kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik
pada pria maupun wanita.Lebih dari 90% kanker paru berawal dari bronkus, hingga
kanker ini disebut karsinoma bronkogenik.
Paru-paru
merupakan organ dalam sistem pernapasan dan termaksud dalam sistem kitara
vertebrata yang bernapas. Paru-paru berfungsi menukar oksigen dalam sistem
karbon dioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenal
sebagai respirasi atau pernapasan.Paru-paru terletak di dalam rongga dada,
dilindungi oleh struktur bertulang selangka dan diselaputi dinding sebagai
pleural yang beirisi cairan pleural. Kanker paru-paru adalah tumor yang tumbuh
di paru-paru yang sebagian besar berasal dari sel-sel di dalam paru-paru.
Tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya
yang menyebar ke paru-paru.
Lebih
dari 90 persen penyakit paru-paru ini berawal dari bronkitis atau saluran udara
yang masuk ke paru-paru. Kanker ini bisa disebut karisnoma sel skuamosa,
karisnoma sel kecil atau karisnoma sel gandum, kasrinoma sel besar, dan
adenokarnoma. Karisnoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru.
Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal. Tapi seringkali menyerang lebih
dari satu daerah di paru-paru.
2.1 TANDA DAN GEJALA
Gambaran
klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya,
terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat
keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor–faktor lain yang sering
sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama dapat berupa :batuk-batuk
dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen), batuk darah, sesak
napas, suara serak, sakit dada, sulit / sakit menelan, benjolan di pangkal
leher, sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa
nyeri yang hebat (PDPI, 2003).
Awalnya
menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan
deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada
kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu
cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang
timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka (Arisandi, 2008).
Semakin
dini gejala kanker diketahui, semakin
mudah penderita untuk dirawat dan semakin besar kemungkinan penderita akan sembuh secara total. Oleh karenanya,
sangatlah penting bagi kita untuk
mengetahui adanya gejala gangguan berupa kanker paru paru agar kita bisa dengan
segera pergi ke dokter.
Tanda-tanda awal yang menunjukan
seseorang itu berkemungkinan akan menghidap penyakit kanker paru-paru ialah:
- Bagi perokok bisa dilihat dari batuk yang terus menerus atau intens. adanya rasa nyeri pada dada, bahu, punggung yang tidak berhubungan dengan batuk
- Bagi non perokok bisa dilihat dari adanya batuk yang terus menerus lebih dari dua minggu.
- Perubahan warna lendir saat berdahak.
- Adanya dahak yang tercampur darah.
Gejala lain yang dapat
berhubungan dengan kanker paru-paru stadium akhir dapat termasuk:
- Kelelahan.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sakit kepala, nyeri tulang, dan nyeri sendi
- Patah tulang tidak berhubungan dengan cedera
- Leher dan wajah bengkak
- Adanya penurunan berat badan.
2.2 PENYEBAB
1. Merokok
Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker
paru-paru pada pria, dan sekitar 70% pada wanita. Di negara-negara industri,
sekitar 56% - 80% merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan sekitar
22% penyakit kardiovaskular. Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok
terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141 juta orang. Diperkirakan, konsumsi
rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah
kematian sebanyak 5 juta orang pertahunnya (Gondidoputra, 2007).
Kasus kanker paru baik di Amerika ataupun
negara-negara industri lainnya sekitar 90% berhubungan dengan merokok. Data
RSUP Persahabatan Jakarta menunjukkan bahwa 24,5% perempuan dan 83,6% pria
pasien kanker paru adalah perokok (Murray, 2010).
- Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, banyak yang telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.
- Orang yang merokok lebih dari satu pak rokok per hari memiliki 20-25 kali lebih besar risiko terkena kanker paru-paru daripada orang yang tidak pernah merokok.
- Setelah seseorang berhenti merokok, risiko nya untuk kanker paru-paru berkurang secara bertahap. Sekitar 15 tahun setelah berhenti, risiko untuk kanker paru-paru menurun dengan tingkat seseorang yang tidak pernah merokok.
- Cigar dan merokok pipa meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi tidak sebanyak merokok. Sekitar 90% kanker paru-paru timbul akibat penggunaan tembakau. Risiko kanker paru-paru berkembang adalah berkaitan dengan faktor-faktor berikut: Jumlah rokok yang diisap, Usia di mana seseorang mulai merokok, Berapa lama seseorang merokok (atau pernah merokok sebelum keluar).
Penyebab lain kanker paru termasuk sebagai berikut:
- Merokok pasif, atau asap bekas, menyajikan lain risiko untuk kanker paru-paru. Sebuah kematian diperkirakan 3.000 kanker paru-paru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat yang dapat diatribusikan pada perokok pasif.
- Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau (rokok) ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatik Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru (Gondodiputro, 2007).
2.
Polusi udara
Polusi dari kendaraan bermotor, pabrik, dan sumber lain mungkin
meningkatkan risiko kanker paru-paru. Gas yang paling berbahaya bagi paru-paru adalah SO2 dan NO2. Kalau unsur
ini diisap, maka berbagai keluhan di paru-paru akan timbul dengan nama CNSRD
(chronic non spesific respiratory disease) seperti asma dan bronkhitis
(Aditama, 1992). Kenaikan konsentrasi gas SO2 dan NO2 dikaitkan dengan adanya
gangguan fungsi paru
- Pengaruh pencemaran akibat oksida sulfur adalah meningkatnya tingkat morbiditas, insidensi penyakit pernapasan, seperti bronchitis, emphysema dan penurunan kesehatan umum. Konsentrasi SO2 0,04 ppm dengan partikulat 169 µg/m3 menimbulkan peningkatan yang tinggi dalam kematian akibat bronchitis dan kanker paru-paru (Soedomo, 1999).
- Pengaruhnya terhadap kesehatan yaitu terganggunya sistem pernapasan dan dapat menjadi emfisema, bila kondisinya kronis dapat berpotensi menjadi bronkhitis serta akan terjadi penimbunan NO2 dan dapat merupakan sumber karsinogenik (Sunu, 2001).
3. Akibat Kerja
- Pemaparan asbes meningkatkan resiko kanker paru-paru sembilan kali. Kombinasi dari paparan asbes dan merokok meningkatkan resiko untuk sebanyak 50 kali. Kanker lain dikenal sebagai mesothelioma (suatu jenis kanker pada lapisan rongga dada yang disebut pleura atau lapisan rongga perut disebut peritoneum) juga sangat terkait dengan paparan asbes.
- Pekerjaan tertentu dimana paparan arsenik,, kromium nikel, hidrokarbon aromatik, dan eter terjadi dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
- Penyakit Paru Kerja Akibat Pajanan Cat Semprot. Cat semprot mengubah substansi menjadi aerosol, yaitu kumpulan partikel halus berupa cair atau padat, sehingga karena ukurannya yang kecil akan mudah terhisap, selanjutnya merupakan pajanan potensial khususnya terhadap kesehatan paru. Pigmen dalam cat berguna untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat. Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu Chromium dan Cadmium Memberikan warna hijau, kuning, dan oranye dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung, dan saluran nafas atas (Wahyuningsih, 2003).
4. Penyakit Paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis (TBC) dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), juga membuat risiko untuk kanker paru-paru. Seseorang dengan
PPOK memiliki risiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker
paru-paru bahkan ketika pengaruh merokok dikecualikan.
5. Iradiasi
- Radon pose eksposur risiko lain merupakan produk sampingan dari radium alami, yang merupakan produk uranium.
- Radon hadir di udara indoor dan outdoor.
- Risiko kanker paru meningkat dengan paparan jangka panjang yang signifikan untuk radon, meskipun tidak ada yang tahu risiko yang tepat. Sebuah% 12 diperkirakan kematian akibat kanker paru-paru timbul gas radon, atau sekitar 21.000 kematian paru-paru terkait kanker setiap tahun di US Radon gas adalah penyebab utama kedua kanker paru-paru di Amerika Serikat setelah merokok. Seperti dengan paparan asbes, merokok sangat meningkatkan resiko kanker paru-paru dengan paparan radon.
- Seseorang yang telah menderita kanker paru-paru lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru detik dibanding rata-rata orang adalah untuk mengembangkan kanker paru-paru terlebih dahulu.( www.emedicinehealth.com )
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten,
seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Suyono,
2001).
2.3
CARA PENCEGAHAN
Prinsip upaya penceggahan
lebih baik dari sebatas pengoobatan. Terdapat 4 Tingkatan pencegahan dalam
epideemiologi penyakit kanker paru, yaitu :
1. Pencegahan Primordial
Berupa upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat berkembang karena
tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya hidup maupun kondisi
lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru. Misalnya
: menciptakan prakondisi dimana masyarakat meras-a bahwa merokok itu merupakan
statu kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk
tidak merokok.
Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih
dari 63 jenis bahan yang dikandung asap rokok itu bersifat karsinogenesis. Secara
epidemiologik juga terlihat kaitan kuat antara kebiasaan merokok dengan
insidens kanker paru, maka tidak dapat disangkal lagi menghindarkan asap rokok
adalah kunci keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan. Keterkaitan rokok
dengan kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang perempuan
perokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada mereka yang tidak
terpajan kepada asap rokok. Dengan dasar penemuan di atas adalah wajar bahwa
pencegahan uta2ma kanker paru berupa upaya memberantas kebiasaan merokok. Menghentikan
seorang perokok aktif adalah sekaligus menyelamatkan lebih dari seorang perokok
pasif (PDPI, 2003).
2. Pencegahan Tingkat Pertama
Pencegahan tingkat pertama yang dapat dilakukan antara lain:
a) Promosi Kesehatan Masyarakat
* Kampanye kesadaran masyarakat
* Promosi kesehatan
* Pendidikan Kesehatan Masyarakat
b) Pencegahan Khusus :
* Pencegahan keterpaparan
* Pemberian kemopreventif
3. Pencegahan Tingkat Kedua
a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi atau Pembedahan.
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga dapat dilakukan dengan
cara rehabilitasi.
2.4
CARA PENGOBATAN
Pengobatan kanker paru adalah
combined modality therapy (multi-modaliti terapi). Kenyataanya pada saat
pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat
dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medisseperti fasiliti yang
dimilikirumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang amat
menentukan.
Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia
(2005), penatalaksanaan/pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam
yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan hormoterapi. Pembedaha dilakukan
untuk mengambil ‘massa kanker‘ dan memperbaiki komplikas yang mungkin terjadi. Sementara
tindakan radioterapi dilakukan dengan sina ionisasi untuk menghancurkan kanker.
Kemoterapi dilakukan untu membunuh sel kanker dengan obat anti-kanker
(sitostatika). Sedangkan hormonterapi dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup
kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri
(Sukardja 1996 dalam Lutfia, 2008).
a. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk
KPKBSK stadium I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine
modality therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang
memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava
superiror berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi
lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun
pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru
tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk
memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis,
serta diperiksa secara patologi anatomis (PDPI, 2003).
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker
paru karsinoma sel kecil (KPKSK) dan beberapa tahun sebelumnya diberikan
sebagai terapi paliatif untuk kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK)
stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau
menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut
sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualiti hidup penderita. Tetapi
akhir-akhir ini berbagai penelitian telah memperlihatkan manfaat kemoterapi
untuk KPKBSK sebagai upaya memperbaiki prognosis, baik 3 sebagai modaliti tunggal
maupun bersama modaliti lain, yaitu radioterapi dan/atau pembedahan. Indikasi
pemberian kemoterapi pada kanker paru ialah:
1. Penderita kanker paru jenis karsinoma sel kecil
(KPKSK) tanpa atau dengan gejala.
2. Penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel
kecil (KPKBSK) yang inoperabel (stage IIIB & IV ), jika memenuhi syarat
dapat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial atau
alternating kemoradioterapi.
3. Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada
penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel
kecil (KPKBSK) stage I, II dan III yang telah dibedah.
4. Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada
penderita stage IIIA dan beberapa kasus stage IIIB yang akan menjalani
pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi merupakan bagian terapi multimodaliti.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Frekuensi
Kanker Paru-Paru
Prevalensi kanker paru di Jawa Tengah
tahun 2006 sebesar 0,01%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,004%,
dan pada tahun 2008 menjadi 0,005%. Prevalensi tertinggi adalah di Kabupaten
Kudus sebesar 0,026% (Dinprov Jateng, 2008).
Atmanto
(1992) menyatakan kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi
diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate
(CFR) sebesar 24,1%. Pada Tahun 1998 di RS Kanker Dharmais, kanker paru
menem-pati urutan kedua terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 75
kasus (Nasar, 2000).
3.2 Distribusi Kanker Paru-Paru
Berdasarkan orang,tempat dan waktu
kejadian kanker paru-paru yaitu Pada tahun 1998 Cancer Statistics melaporkan
bahwa di Amerika ditemukan 45.000 kasus baru kanker paru-paru. . Data yang
dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang
menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan
hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan.
3.3 Determinan Kanker Paru-Paru
Ø Host
· Umur
Kanker paru-paru dapat menyerang segala
usia baik laki-laki maupun perempuan
· Jenis Kelamin
Kanker paru-paru , bukan hanya pada laki
laki tetapi juga pada perempuan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kanker
paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru.Adapun factor penyebab kanker paru-paru yaitu
· Merokok
· Polusi Udara
· Akibat kerja
· Penyakit Paru
· Iradiasi
· Diet
4.2 SARAN
Dalam hal ini agar
mengurangi prevalensi kanker paru-paru di harapkan masyarakat yang menjadikan
factor penyebab kanker paru ini agar lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri
dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
· Benenson A. Control of
communicable in Man. An official report of the American Public Health
Association thirteenth edition, 1980.
· Ryan
KJ, Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th
ed.). McGraw Hill. hlm. 451-3. ISBN 0838585299.
· Ryan
KJ, Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th
ed.). McGraw Hill. hlm. 451-3. ISBN 0838585299.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar