Rabu, 28 Desember 2011

POLIO OH POLIO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Polio adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanent.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada Abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit Polio juga menyebar ke Negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit Polioterus meningkat dan rata-rata orang menderita Penyakit Polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit Polio menyebar luas di Amerika Serikat Tahun 1952, dengan pendrita 20,000 orang yang terkena penyakit ini (Miller,N.Z,2004).
Pada Tahun 1988 Badan Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk memberantas dan melenyapkan penyakit (eradikasi) secar Global pada Tahun 2000 setelah sukses di dalam eradikasi cacar pada ttahun 1980. dalam upaya eradikasi Polio ini Negara-negara anggota WHO daerah Asia Tenggara pada tahun 1994 mempercepat penerapan strategi eradikasi tersebut dan Thailand merupakan Negara pertama yang mengawali Hari Imunisasi Nasional di ikuti oleh Negara-negara lain di Asia yaitu Banghladesh, Bhutan, India, Indonesia, Srilanka, Mnyanmar, Nepal, Korea dan Maldives.(World health organization. Global polio Eradikasi Initiative Plan 2004-2008. Wkly Epidemiol Rec 2004;53:532-5.)
Kendatipun telah di lakukan upaya pemberantasan poliovirus sejak er pre-vaksin dan telah menimbulkan beberapa kali Kejadian Luar Biasa (setelah perang dunia II) di beberapa tempat (DepKes RI,1993:10) misalnya pada tahun 1951 sampai 1958 di temukan menjadi KLB di Balik Papan, Jakarta, dan Bandung, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Tuban, Semarang, Yogyakarta, Palu, Bangka dan tahun 1970- 1980 terjadi di beberapa daerah seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Irian Jaya. Dan Pada Tahun 1959 di temukan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera selatan dan Medan. (DepKes RI 1998;10)
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi Rumusan masalah pada makala ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu penyakit polio
2. Jenis-jenis polio
3. Apa penyebab penyakit Polio
4. Gejala Polio
5. Masa inkubasi dan diagnosis
6. bagaimana cara penularan penyakit polio
7. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangannya
1.3. TUJUAN
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan antara lain :
1. Untuk mengetahui Apa itu penyakit polio
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis polio
3. Untuk mengetahui Apa penyebab penyakit Polio
4. Untuk mengetahui Gejala Polio
5. Untuk mengetahui Masa inkubasi dan diagnosis
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara penularan penyakit polio
7. Untuk mengetahui Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangannya
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN
Kata Polio berasal dari (bahasa Yunani) atau bentuknya yang lebih mutakhir, dari “abu-abu” dan “bercak”.(http//id.wikipedia.org).
Polio adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh virus Polio yang mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanent. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun.
2.2. JENIS POLIO
Jenis-jenis polio antara lain :
1. Polio Non-Paralisis
Polio Non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitive. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika di sentuh.
2. Polio paralysis Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel Tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanent, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan sering di temukan pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan di serap oleh kapiler darah pada dinding usus dan di angkat seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti Flu. Namun pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum di vaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi system saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam system saraf pusat, virus ini akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari system saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut Acute Flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada system saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut Quadriplegia.
3. Polio Bulbar
Polio jenis ini di sebabkan oleh tidak adanya kekebakan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf cranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan, pergerakan lidah dan rasa, dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher (Wilson,2001).
2.3. ETIOLOGI
Penyakit polio di sebabkan oleh infeksi poliovirus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna Viridae. Ada tiga tipe virus : tipe 1, 2, dan 3. tipe 1 adalah yang terganas dan umum terjadi. Tipe 2 tak pernah terdeteksi di seluruh dunia sejak 1999. virus ini menular melalui kotoran (feces) atau secret tenggorokan rang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi di masukkan ke dalam mulut.
2.4. GEJALA
Gambaran klinis penyakit polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala yang sangat ringan sampai terjadi paralysis (kelumpuhan). Gejala klinis mulai dengan demam, merasa lemah, nyeri kepala dan muntah. Dalam 24 jamterlihat kekakuan pada leher dan punggung. Penderita terlihat mengantuk, iritabel, dan cemas. Adakalanya di sertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan.
Bila terjadi paralysis (lumpuh) biasanya di mulai dalam beberapa detik sampai 5 hari sesudah nyeri kepala. Kelumpuhan anggota gerak yang layu biasanya pada salah satu tungkai.
2.5. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSA
A. MASA INKUBASI
Virus polio mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening local atau regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan saraf.
B. DIAGNOSA
Penyakit polio dapat di diagnosa dengan 3 cara yaitu :
1. Viral Isolation
Poliovirus dapat di deteksi dari faring pada seseorang yang di duga terkena penyakit polio. Pengisolasian virus di ambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnositik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat.
Jika polio virus terisolasi dari seorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus di uji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan gonomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
2. Uji serology
Uji serology di lakukan dengan mengambil sample darah dari penderita. Jika pada darah di temukan zat anti body polio maka di diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dapat menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.
3. Cerebrospinal Fluid (CSF)
CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml (Paul,2004)
2.6. CARA PENULARAN
Virus di tularkan infeksi droplet dari oral faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti miniman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Factor yang mempengaruhi penyebaran virus adalah kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi yang bagus dan air minum yang tidak terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin penting.
2.7. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
A. PENCEGAHAN
Penyakit polio dapat di cegah dengan imunisasi. Vaksinasi virus mati di berikan secara suntikan. Sedangkan yang hidup melalui mulut dengan tetesan. Virus hidup yang di lemahkan lebih efektif di bandingkan dengan virus yang mati. Selain pemberian imunisasi maka peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis perorangan sangat di perlukan.
B. PENGOBATAN
Pengobatan terhadap penyakit polio sangat sukar dan tidak ada spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi. Selain fisioterapi dan ortopedi perlu di perhatikan fungsi organ lain.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT POLIO
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada Abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit Polio juga menyebar ke Negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit Polioterus meningkat dan rata-rata orang menderita Penyakit Polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit Polio menyebar luas di Amerika Serikat Tahun 1952, dengan pendrita 20,000 orang yang terkena penyakit ini (Miller,N.Z,2004).
Penyakit Polio di Amerika Serikat menuru Dr.Robert Mendelsohn, ahli penyakit anak-anak dan penyelidik medis, tidak ada bukti menunjukan bahwa vaksin dapat menyembuhkan polio. Pada tahun 1923-1953,vaksin polio telah di perkenalkan dan di berikan, tetapi Angka kematian Polio di America serikat dan Inggris masih tinggi sekitar 47 -55%. Pada data statistic menunjukan suatu kemunduran di Negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya tentang manfaat dan dan efektivitas vaksin Polio, karena banyak warga di sana menggunakan vaksin polio tetapi masih terserang polio (L. Heymann,2004).
Di Indonesia, Polio merupakan penyakit yang Endemiksejak era pre-vaksin dan telah menimbulkan beberapa kali Kejadian luar Biasa (setelah perang dunia II) di beberapa tempat (DepKes RI,1993:10) misalnya pada tahun 1951 sampai 1958 di temukan menjadi KLB di Balik Papan, Jakarta, dan Bandung, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Tuban, Semarang, Yogyakarta, Palu, Bangka dan tahun 1970- 1980 terjadi di beberapa daerah seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Irian Jaya. Dan Pada Tahun 1959 di temukan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera selatan dan Medan. (DepKes RI 1998;10)
Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi selama ini pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak menyerang anak-anak umur di bawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis poliomyelitis di beberapa tempat di indonesia juga menunjukan bahwa antara 20-60% anak yang berumur kurang dari 3 tahun tidak mempunyai kekebalan sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio (Mommies,2005)
Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 200-2003 angka kematian bayi sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Umumnya bayi yang lahir di perkotaan mempunyai angka kematian lebih rendah daripada yang lahir di pedesaan. Kematian bayib yang menjadi penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab itu dapat di cegah dengan pemberian Imunisasi Polio (Nasution,2008).
Jika di bandingkan dengan angka nasional maka Angka kematian bayi di Sumatera Utara untuk tahun 2004, relative lebih tinggi di bandingkan dengan angka kematian bayi berkisar 48/1000 kelahiran hidup. Pemberian Imunisasi untuk tumbuh kembang anak sangat penting untuk mengurangi morbilitas sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak yang tidak mendapat imunisasi polio. Dengan di laksanakannya imunisasi maka kita harapkan dapat di cegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian.(Soetjiningsih,1995).
Pada awal Maret Tahun 2005, Indonesia muncul kasus Polio pertama selama satu dasawarsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas Polio yang di sandang selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. Menurut Analisa, virus tersebut di bawa dari sebelah utara Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang anak-anak yang tidak di Imunisasi. Polio bias mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global tahun ini. Dan merupakan Negara ke- 16 yang terjangkiti kembali virus tersebut. Kalau tidak di hentikan segera, virus ini akan tersebar ke seluruh negeri dan bahkan ke Negara-negar terutama daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah.

3.2. MAPING DISTRIBUSI PENYAKIT POLIO

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
  1. Kata Polio berasal dari bahasa Yunani atau bentuknya yang lebih mutakhir, dari “abu-abu” dan “bercak”. Polio adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan yang permanent.
  2. Jenis-jenis Polio yaitu Polio Non-Paralisis, Polio paralysis Spinal dan Polio Bulbar (Wilson,2001)
  3. Penyakit Polio di sebabkan oleh infeksi virus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna Viridae. Virus ini menular melalui kotoran (feces) atau secret tenggorokan orang yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi di masukkan kedalam mulut.
  4. Gambaran klinis penyakit Polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala yang sangat ringan sampai terjadi paralysis (kelumpuhan). Gejala klinis mulai dengan demam, merasa lemas, nyeri kepala, dan muntah. Dalam 24 jam terlihat kekakuan pada leher dan punggung. Penderita terlihat mengantuk, iritabel, dan cemas. Adakalanya di sertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan.
  5. Virus Polio mengalami masa inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh.
  6. Penyakit Polio dapat di diagnosa dengan 3 cara yaitu: viral Isolation, Uji Serology dan Cerebrospinal Fluid (CSF)(Paul, 2004).
  7. Virus di tularkan infeksi Droplet dari Oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi.
  8. Penyakit Polio dapat di cegah dengan Imunisasi.
  9. Pengobatan terhadap penyakit Poliomilitis sangat sukar dan tidak ada spesifik, tergantung penyulit yang terjadi. Selain Fisioterapi dan Ortopedi perlu di perhatikan fungsi organ lain.
4.2. SARAN
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik kesalah pengetikan maupun kekurangan bahan Acuan/referensi penulis dalam menyusun makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang mendukung sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan di waktu mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI, Direktoral jendral PPM dan PLP, Petunjuk Teknis Eradikasi Polio, Edisi Kedua,1993.
Departemen Kesehatan RI, Direktoral jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan Lingkungan Pemukiman, Petunjuk Teknis Surveilans Acute Flaccid Paralisis (Survei AFP), Untuk Petugas Teknis Eradikasi Polio, Edisi ketiga, 1998
L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomylitis.Switzerland: Geneva 1211
N.Z,Miller.2004.The Polio Vaccine:a critical Assessment of its arcane history, efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global Vaccine Institute.
World Health Organization. Global Polio Eradikasi Initiative Plan 2004-2008. Wkly Epidemiol Rec 2004;53:532-5.
Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease.USA:McGraw-Hill Companies,inc
M.D, Paul E. Peach. 2004. Poliomylelitis. Warm Springs:GA 31830
http://www.totalkesehatananda.com/polio3.html diakses tanggal 13 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar