Minggu, 29 April 2012

KEADAAN TOKSIK ATAU SENYAWA POLUTAN DI LINGKUNGAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        LATAR BELAKANG

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara  merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.Lingkungan hidup di dunia, khususnya Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya toksik atau senyawa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran, baik pencemaran tanah, udara maupun pencemaran Air di berbagai daerah.

1.2.        RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di buat perumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa itu toksik
2.    Apa itu toksikologi  lingkungan
3.    Bagaimna keadaan toksik atau senyawa polutan di lingkungan
4.    Penanggulangan toksik di lingkungan
1.3.        TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah in adalah untuk mengetahui keadaan toksik atau senyawa pulutan di lingkungan sekitar kita.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       TOKSIKOLOGI
Toksikologi berasal dari bahasa Yunani, toxicon=racun dan logos=ilmu. Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan absorpsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau jaringan. Jadi secara sederhana toksikologi didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap mahluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpajannya mahluk hidup.
Bersama dengan ilmu lain, toksikologi memberi sumbangan bagi pengembangan bahan kimia yang lebih aman untuk digunakan sebagai obat, zat tambahan makanan, pestisida, dan bahan kimia yang digunakan dalam industri.
Karena adanya bahan-bahan yang berbahaya, Menteri Kesehatan telah menetapkan  peraturan No. 453/Menkes/Per/XI/1983 tentang bahan-bahan berbahaya. Karena tingkat bahayanya yang meliputi: besar dan luas jangkauan, kecepatan penjalaran, dan sulitnya dalam penanganan dan pengamanannya, bahan-bahan berbahaya atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat secara langsung atau tidak langsung, serta jenis bahayanya.

2.2.           TOKSIKOLOGI DI LINGKUNGAN
Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000)
Toksikologi lingkungan membahas sumber bahan toksik, transpornya, degradasi dan biokonsentrasinya di lingkungan serta pengaruhnya terhadap manusia. Ahli toksikologi lingkungan mengintegrasikan pengetahuan tentang kemungkinan efek beracun pada organisme dengan pengetahuan tentang kelakuan zat di dalam lingkungan dan juga dengan pengetahuan tentang akibat yang dapat terjadi dari efek tertentu suatu zat pada satu atau lebih macam organisme untuk dapat berfungsinya secara integral suatu kehidupan bermasyarakat. Ahli toksikologi lingkungan mempunyai tugas menilai risiko dan meramalkan dalam sistem yang kompleks; kelakuan zat dalam lingkungan sering tidak jelas dan kita berhadapan dengan banyaknya bentuk kehidupan dan proses yang rumit.
Toksikologi lingkungan mempelajari efek dari bahan polutan terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap ekosistem yang digunakan untuk mengevaluasi kaitan antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan.
2.3.           KEADAAN TOKSIK DI LINGKUNGAN

A.   SENYAWA TOKSIK DI UDARA

1.    Pengertian
Senyawa toksik di udara atau polusi udara adalah bertambahnya zat-zat berbahaya ke dalam atmosfer yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan pada manusia dan penurunan kualitas hidup. Zat-zat berbahaya tersebut tidak hanya berupa zat asing yang tidak seharusnya terdapat di dalam udara, tetapi juga dapat berupa komponen-komponen udara yang kadarnya melebihi Nilai Batas Ambang (NBA).
NBA adalah kadar tertinggi suatu zat di dalam udara yang dapat di hadapi oleh seseorang tanpa adanya kelainan atau gangguan dalam waktu kontakn$) jam tiap minggu/ 8 jam sehari.
2.    Klasifikasi Pencemaran Udara

Pencemaran udara di klasifikasikan atas :
1.    Pencemaran primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2.    Pencemaran sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh:  Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.


3.    Zat-Zat Penyebab Pencemaran Udara
Pada dasarnya, zat-zat pencemar udara di hasilkan oleh berbagai sumber,baik yang di sebabkan oleh aktivitas manusia maupun gejala atau fenomena alam. Berikut ini adalah beberapa pencemaran lingkungan udara yang di timbulkan oleh zat berbahaya.

1.    Carbon Monoksida (CO)

CO adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Karbon monoksida memiliki titik didih -192 derajat celcius dengan berat sekitar 96,5% dari berat udara. Gas CO di hasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna senyawa-senyawa yang mengandung karbon, khususnya batubara, minyak bumi, dan gas alam. Gas CO di temukan dalam jumlah besar pada buangan gas kendaraan bermotor dan gas buangan dari proses industri.
Pada keadaan normal, kadar gas CO di udara sekitar 0,1 ppm. Akan tetapi, karena adanya pembakaran tidak sempurna dari senyawa organik,terutama bahan bakar fosil pada mesin kendaraan bermotor, mesin-mesin industri, kadar gas CO di udara dapat mengalami peningkatan. Peningkatan kadar gas CO melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), yaitu sebesar 300 ppm. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran lingkungan udara yang serius bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Beberapa reaksi kimia yang mampu melahirkan gas karbon monoksida, di antaranya adalah sebagai berikut :
a.    Pembakaran dari bahan bakar dan senyawa karbon lainnya yang tidak sempurna.
b.    Reaksi antara karbon dan gas karbon dioksida dalam proses industri yang terjadi dalam tanur.
c.    Penguraian gas karbon dalam suhu yang sangat tinggi.
d.    Gas karbon monoksida yang di hasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit di banding dengan gas karbon monoksida yang tercipta akibat kegiatan manusia
2.    Carbon Dioksida (CO2)

Carbon dioksida (CO2) adalah salah satu komponen udara yang tidak berwarna, tidak berbau dan mudah larut dalam Air. Pada kondisi normal, kadar gas CO2 di udara sekitar 330 ppm. Akan tetapi dengan adanya pembakaran senyawa-senyawa organik,fermentasi, respirasi makhluk hidup, dan letusan gunung berapi. Kadar gas CO2 udara dapat meningkat sehingga menjadi zat pencemaran udara.

Sebenarnya, gas CO2 memberikan manfaat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini karena CO2 dapat menjaga suhu bumi agar tetap hangat di malam hari. Di samping itu, gas CO2 di manfaatkan oleh tumbuhan hijau untuk berfotosintesis yang hasilnya juga akan di manfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya, khususnya hewan.

Akan tetapi, dalam jumlah yang melebihi Ambang Batas, gas CO2 ini dapat menimbulak pencemaran lingkungan udara sekaligus memicu terjadinya efek rumah kaca (green house effect) dan pemanasan global (Global Warming) di bumi ini.


3.    Oksida Belerang (SO2)
Oksida belerang (SO2) adalah senyawa-senyawa mengandung belerang dan oksigen, seperti belerang oksida (SO2) dan belerang (SO3). Oksida Belerang yang menyebabkan pencemaran lingkungan udara terutama adalah gas SO2 yang di hasilkan pembakaran minyak bumi dan batubara yang mengandung unsur belerang (s) dan dari pengolahan logam yang menggunakan biji sulfida.
Keberadaan gas SO2 dalam keadaan tinggi di udara, apabila di hirup dapat menimbulkan penyakit organ-organ pernapasan, seperti pada paru-paru dan tenggorokkan. Selain itu, gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas CO3 yang merupakan oksidasi asam.
Apabila gas CO3 bereaksi dengan air, akan membentuk senyawa asam sulfat (H2SO4) yang bersifat korosif. Zat inilah yang menjadi salah satu pemicu hujan asam.
4.    Oksida Nitrogen
Oksidasi Nitrogen merupakan senyawa-senyawa yang mengandung unsur (N) Nitrogen dan (O) Nitrogen. Contohnya Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen dioksida (NO2). Gas-gas oksida Nitrogen di udara di hasilkan dari pembakaran bahan bakar mesin motor pada suhu tinggi, kebakaran hutan, kilat (petir), dan lain-lain
Gas Nitrogen yang dapat minmbulkan pencemaran lingkungan udara adalah gas NO dan NO2 dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas NO2 yang lebih berbahaya. Hal ini karena Nitrogen Dioksida (NO2) merupakan gas berwarna coklat dan beracun.
Jika gas Nitrogen di hirup melalui pernapasan, dapat menimbulkan kanker. Bahkan kematian. Pada siang hari, NO2 akan terurai menjadi gas NO dan satu atom Oksigen (O). Kemudian, atom oksigen tersebut bereaksi dengan moleku-molekul oksigen untuk membentuk ozon (O3).
Keberadaan ozon pada udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti mempengaruhi pertumbuhan, radang paru-paru(bronkhitis), iritasi mata, dan lain-lain. Selain itu dapatmenimbulkan kerusakan pada alat-alat yang terbuat dari karet, misalnya ban.
5.    Partikulat
Partikulat adalah komponen udara berupa partikel padat atau cair yang membentuk sistem koloid (aerosol cair maupun aerosol padat). Jika jumlah partikulat di udara cukup tinggi atau merupakan zat yang berbahaya, partikulat tersebut di anggap sebagai zat pencemar lingkungan udara.
Partikulat-partikulat dapat di hasilkan melalui aktivitas manusia, misalnya proses-proses industri dan pembakaran mesin-mesin kendaraan bermotor atau melalui kejadian alam seperti letusan gunung merapi, badai, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Beberapa partikulat yang mencemari lingkungan antara lain partikel-partikel timbal (Pb), nikel (Ni), raksa (Hg), kadium (Cd), dan partikulat-partikulat asbstos (partikel-partikel non logam yang berupa serat, mineral).
6.    Hidro Karbon
Hidro Karbon merupakan senyawa yang sumber terbesarnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Salah satu contoh gas hidro karbon adalah gas metana (CH4) yang banyak di hasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaero dalam air, tanah, dan senyawa yang bisa masuk ke dalam lapisan atmosfer.

B.   SENYAWA TOKISK DI AIR

1.    Pengertian
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia. (Djambur, 1993 )
2.    Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemaran air antara lain, adalah :
a.         limbah industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya
b.    limbah pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
c.    limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Dan deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
3.    Akibat Pencemaran Air
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air, diantaranya:
  1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
  2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
  3. Pendangkalan dasar perairan
  4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
  5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
  6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
  7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
  8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

C.   SENYAWA TOKSIK DI TANAH
1.    Pengertian
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. 

Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.

Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2.    Sumber Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. 

Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.

3.    Komponen-Komponen bahan  Pencemaran Tanah

1.    Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
a.    Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. 
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
b.    Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

2.    Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

3.    Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut



4.    Dampak Dari Pencemaran Tanah

1.    Dampak Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..

2.     Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.


2.4.       PENGENDALIAN TOKSIKOLOGI DI LINGKUNGAN

a.      Pencemaran Udara

Di bawah ini ada beberapa solusi penanganan pencemaran udara yaitu :
1.    Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2.    Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
3.    Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan

b.     Pencemaran Air
Adapun usaha-usaha untuk mencegah dan mengatasi masalah pencemaran air adalah sebagai berikut :
1.       Dilarang buang sampah atau limbah ke dalam air ( sungai )
2.       Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
3.       Mengelola produksi yang menghasilkan bahan buangan seminimal mungkin


c.      Pencemaran Tanah

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:

1.    Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
2.    Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem
3.    Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
4.    Memperluas gerakan penghijauan
5.    Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6.    Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
7.    Melakukan intensifikasi pertanian



BAB III
PENUTUP


3.1.        KESIMPULAN
1.    Toksikologi berasal dari bahasa Yunani, toxicon=racun dan logos=ilmu.
2.    Toksikologi  didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap mahluk hidup dan sistem biologik lainnya.
3.    Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan
4.    Keadaan senyawa atau zat polutan di lingkungan dalam hal ini adalah pencemaran, baik pencemaran udara, pencemaran tanah maupun pencemaran Air sudah sangat memprihatinkan utamanya di indonesia karena sebagian besar zat-zat tersebut berada di lingkungan sudah melebihi Nilai Batas Normal. Dalam keadaan ini,apabila dari pihak pemerintah sendiri maupun dari mayarakat belum mengambil langkah pencegahan dan penanggulangan terhdap zat cemaran tersebut tentunya akan mempengaruhi keadaan lingkungan tersebut.



3.2.        SARAN

Pemerintah lebih meningkatkan Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran dan Memperluas gerakan penghijauan serta mengambil Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.

Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya

2 komentar:

  1. Sblm z beri komentar, z mau sampaikn bhwa z jg ank Binongko Taipabu.

    BalasHapus
  2. tarimakasih i solo kami mo ......
    haumpamo a komentar miu kay .... hehehehehe

    BalasHapus