BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan
merupakan proses yang fisiologis dan alamiah, proses kehamilan
merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, peneliharaan kehamilan, perubahan hormon
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Manuaba, 2007).
Kehamilan
melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik,
perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus
urinarius, sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada
umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilan ataupun baik-baik saja (Sarwono, 2006).
Wanita
selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai
perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran
bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk
payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara keseluruhan
membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri.
Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu
hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu
tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen, 2001).
1.2 Pengertian Penyesuaian Fisiologis Ibu Terhadap Kehamilan
Adalah
suatu aktifitas yang dilakukan tubuh untuk mengimbangi perubahan yang
ternjadi selama kehamilan agar tetap berjalan dengan normal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyesuaian Pada Organ-organ Sistem Reproduksi
Uterus
Tumbuh
membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron
berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- kehamilan 8 minggu : telur bebek
- kehamilan 12 minggu : telur angsa
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
- 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus
uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan,
pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16
minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di
atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit,
lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya
jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks
uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide /
kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
Sejak
kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel
baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
2.2 Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat
janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg,
berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg,
pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan
ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
2.3 Penyesuaian Pada Organ-organ Tubuh Lainnya
Kebutuhan
oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat
kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Estrogen
dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam),
juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu
dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum).
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Pada trimester pertama, terjadi :
-
penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan
ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju
filtrasi glomerulus
- penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW / total body water
-
akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan
ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
-
akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan
penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita
yang hamil.
Terjadi
peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit
meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia
relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi
perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit
meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik
yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3,
tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan
persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl
(normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total
meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin
alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Basal
metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800
kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300
g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum
dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus
untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar
glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
- produksi glukosa dari hati menurun
- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
-
efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth
factors, dsb).
Selain
itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi
juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing
lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan
hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap
/ penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga
kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi
kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan
sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan
diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan
usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
2.4 Diagnostik Kehamilan
Berdasarkan
penyesuaian-penyesuaian anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan
hal-hal yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang,
untuk menuju pada diagnosis kehamilan.
Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :- menorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
- pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi
- adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
- teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika (-) curiga mola hidatidosa.
- terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
- teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi)
- perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
- kurva suhu badan meningkat
- tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
- Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
- perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
- perubahan payudara
- poliuria
BAB III
KESIMPULAN
Kehamilan
melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik,
perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus
urinarius, sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada
umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilan ataupun baik-baik saja (Sarwono, 2006).
Adaptasi
(penyesuaian) fisiologis ibu terhadap kehamilan adalah suatu aktifitas
yang dilakukan tubuh untuk mengimbangi perubahan yang terjadi selama
kehamilan agar tetap berjalan dengan normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar