Senin, 10 Desember 2012

KESLING PESISIR DAN PANTAI

  A.Pencemaran oleh limbah padat dan cair di kawasan pesisir 

Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan laut yang mudahterpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini bukanhanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian,tetapi juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan minyak bumiserta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran.

Sebagian besar permasalahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan kawasan pesisir dan laut merupakan akibat dari kegiatan-kegiatan di darat. Kerusakan lingkungan di kawasan pesisir tersebut disebabkan oleh akumulasi limbah yang dialirkan dari daerah hulu melaluiDaerah Aliran Sungai (DAS). Penurunan kualitas lingkungan kawasan pesisir terjadi apabila jumlah limbah telah melebihi kapasitas daya dukungnya. 

Bahan pencemaran atau polutan di perairan pantai dapat berasal dari kegiatan rumahtangga, industri dan pertanian. Wilayah pesisir merupakan tempat terakumulasinya segala macamlimbah yang dibawa melalui aliran air, baik limbah cair maupun padat. Menurut PeraturanPemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya ataudimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan lautoleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkanlingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Pencemaran laut adalahmasuknya zat atau energi, secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia kedalam lingkungan laut termasuk daerah pesisir pantai, sehingga dapat menimbulkan akibat yangmerugikan baik terhadap sumber daya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laut serta menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi (Kantor Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991). 

Laut merupakan tempat pembuangan langsung sampah atau limbah dari berbagai aktifitasmanusia dengan cara yang murah dan mudah, sehingga di laut dapat ditemukan berbagai jenissampah dan bahan pencemar. Sampah sering ditemukan berserakan di sepanjang pantai dansemakin banyak di dekat pemukiman, khususnya pemukiman yang membelakangi pantai.Pemukiman seperti ini dikategorikan sebagai pemukiman kumuh yang fasilitas sanitasi dankebersihan lingkungan sangat buruk. Dengan demikian upaya pencegahan adalah sangat pentinguntuk dilakukan guna melindungi wilayah pesisir dari daerah yang terancam pencemaran. 

Secara normal, laut memiliki daya asimilasi untuk memproses dan mendaur ulang bahan-bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Tetapi konsentrasi akumulasi bahan pencemar yang semakin tinggi mengakibatkan daya asimilatif laut sebagai ³gudang sampah´ menjadimenurun dan menimbulkan masalah lingkungan.Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar baginelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karangantara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.Dampak pencemaran ini mempengaruhi kehidupan manusia, organisme lain sertalingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pencemaran harus dikendalikan secara dini, sehinggatidak merusak lingkungan laut, menurunkan keanekaragaman hayati dan tidak mengganggukeseimbangan ekosistem laut 

Penyebab utama pencemaran wilayah pesisir adalah:
    1. Masih rendahnya kepedulian industri sepanjang DAS dan pesisir terhadap sistem pengolahan limbah cair yang masuk ke perairan umum
    2. Kurang ketatnya pengawasan limbah oleh instansi terkait
    3. Belum jelasnya penerapan sanksi terhadap industri yang melanggar isi dokumen Amdaldan peraturan perundangan yang berlaku (PP 27/99 tentang Amdal dan UU 23/97 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup)
    4. Rendahnya kepedulian masyarakat pesisir terhadap pengelolaan sampah dan kebersihanlingkungan sekitarnya serta pola bangunan yang membelakangi pantai
    5. Penangkapan ikan dengan bahan kimia
    6. Sampah dan kegiatan pariwisata massal
    7. Buangan minyak kotor dari kapal ikan, nelayan, dan sebagainyaBerdasarkan review dari berbagai sumber, diketahui ada berbagai jenis bahan pencemar dilaut beserta sumbernya, seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini:
    8.  
    Tabel 1. jenis dan sumber bahan pencemaran di laut


    No.
    Bahan Pencemar
    Contoh
    Sumber
    1.
    Pestisida
    Herbisida, Insektisida, Fungisida
    Lahan Pertanian, Semprotan Nyamuk
    2.
    Sulfaktan
    Deterjen, Air sisa Cucian, dan lain-lain
    Rumah tangga, pasar, restoran dll
    3.
    Logam – semi logam
    Merkuri, raksa,arsen,scelenium,cadmium,tembaga, dll
    Pabrik tekstil, cat, baterai
    4.
    Buangan Thermis
    Air panas
    Air pendingin mesin dari Pembangkit Tenaga Diesel/pembangkit Listrik Tenaga Uap/ kapal/pabrik
    5.
    Sampah rumah tangga
    Plastic, kotoran manusia,sisa makanan, botol, kaleng, dll
    Rumah tangga, industri
    6.
    Limbah organic industri
    Serbuk gergaji, kulit kayu
    Industri meubel, playwood, dll
    7.
    Sedimentasi
    Lumpur/pasir
    Erosi, penambangan
    8.
    Minyak
    Tumpahan/buangan minyak
    Pengeboran minyak, kapal, dll
    9.
    Zat kimia
    Sianida
    Penangkapan ikan karang
     
     
    Dahuri dan Damar (1994) menyatakan, ditinjau dari daya uraiannya maka bahan pencemar  pada perairan laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
    1. Senyawa-senyawa konservatif, merupakan senyawa-senyawa yang dapat bertahan lama didalam suatu badan perairan sebelum akhirnya mengendap ataupun terabsorbsi oleh adanya berbagai reaksi fisik dan kimia perairan, contoh: logam-logam berat, pestisisda, dandeterjen.
    2. Senyawa-senyawa non konservatif, merupakan senyawa yang mudah terurai dan berubah bentuk di dalam suatu badan perairan, contoh: senyawa-senyawa organik sepertikarbohidrat, lemak dan protein yang mudah terlarut menjadi zat-zat anorganik olehmikroba.

    Lebih lanjut Dahuri dan Damar (1994) mengatakan bahwa sumber bahan pencemar perairanlaut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
    1. Point sources, yaitu sumber pencemar yang dapat diketahui dengan pasti keberadaannya,contoh: pencemar yang bersumber dari hasil buangan pabrik atau industri.
    2. Non point sources, yaitu sumber pencemar yang tidak dapat diketahui secara pastikeberadaannya, contoh: buangan rumah tangga, limbah pertanian, sedimentasi serta bahan pencemar lain yang sulit dilacak sumbernya.

    Beberapa jenis bahan pencemar yang sering menyebabkan terjadinya pencemaran di lautyaitu limbah domestik dan pertanian. Macam - macam limbah cair terdiri dari: rumah tangga(domestik), industri dan pertanian.

    1. Air limbah domestik 
      Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdaganganmaupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangatmempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand) dan kandungan organik sistem pasokan air. Metoda dasar penanganan limbah domestik  pada dasarnya terdiri dari tiga tahap:
      - Pengolahan dasar (primary treatment), yang meliputi pembersihan grit, penyaringan, penggilingan dan sedimentasi,
    -          Pengolahan kedua (secondary treatment) menyertakan proses oksidasi larutan materi organik melalui media lumpur yang secara biologis aktif, dan kemudian disaring,
    - Penanganan tersier, di mana metode biologis canggih diterapkan untuk menghilangkannitrogen, di samping metode kimia maupun fisika seperti penyaringan granular dan absorbsikarbon.
     
    -           
    1. Limbah IndustriSifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari sumbernya. Limbah jenis ini bukansaja mempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD, COO maupun kandungan organiknya, tetapi jugamengubah struktur kimia air akibat masuknya zat-zat anorganik yang mencemari. Penangananlimbah ini diiakukan dengan cara memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebelumdibuang ke lingkungan atau badan air, dan penanganan sistem pembuangan limbah domestik itusendiri. Terdapat beberapa pilihan dalam mengendalikan air limbah industri yaitu: Pengendaliansecara end of pipe, yaitu pada titik pembuangan dari sumbernya pabrik), Penanganan pada proses produksi (penerapan produksi bersih).

    1. Air limbah pertanianBerasal dari sedimen akibat erosi lahan, unsur kimia limbah hewan atau pupuk (umumnya fosfor dan nitrogen), dan unsur kimia dari pestisida. Unsur pencemar ini meliputi balk sedimen darierosi lahan tanaman perkebunan maupun larutan fosfor dan nitrogen yang dihasilkan oleh limbahhewani serta pupuk, pengendalian dapat dilakukan dengan membuat penampungan di sampingmelakukan penanganan baik dalam kolam terbuka maupun tertutup, dan sistem pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit dengan komposisi yang tepat  

    Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak (tumpahan minyak). Tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantaimaupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber  pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akansangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.

    Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbonminyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksidadan keracunan bahan berbahaya lainnya. Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masihmuda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.

    Tumpahan minyak (oil spills) di laut disebabkan oleh aktifitas manusia diantaranya yaitu:

    1.      Aktifitas Transportasi
    Tumpahan minyak yang berasal dari pengangkut minyak, biasanya memiliki resikomemiliki resiko yang besar dalam hal pencemaran laut. Hal ini terjadi misalnya karenafaktor kesalahan navigasi yang mengakibatkan: tabrakan, kandas, tenggelam danterbakar, sehingga kapal tanker pengangkut minyak itu menumpahkan muatannya danmencemari laut dan pesisirnya.
    Disamping itu, selain memuat minyak kargo, kapal pun membawa air ballast (sistemkestabilan kapal menggunakan mekanisme bongkar-muat air) yang biasanyaditempatkan dalam tangki slop. Sampai di pelabuhan bongkar, setelah proses bongkar selesai sisa muatan minyak dalam tangki dan juga air ballast yang kotor disalurkan kedalam tangki slop. Tangki muatan yang telah kosong tadi dibersihkan dengan water jet, proses pembersihan tangki ini ditujukan untuk menjaga agar tangki diganti dengan air  ballast baru untuk kebutuhan pada pelayaran selanjutnyaHasil buangan dimana bercampur antara air dan minyak ini pun dialirkan ke dalamtangki slop. Sehingga di dalam tangki slop terdapat campuran minyak dan air. Sebelumkapal berlayar, bagian air dalam tangki slop harus dikosongkan denganmemompakannya ke tangki penampungan limbah di terminal atau dipompakan kelaut dan diganti dengan air ballast yang baru. Tidak dapat disangkal buangan air yang dipompakan ke laut masih mengandung minyak dan ini akan berakibat pada pencemaran laut tempat terjadi bongkar muat kapal tanker.
     


    2.      Docking (Perbaikan / Perawatan kapal)Semua kapal secara periodik harus dilakukan reparasi termasuk pembersihan tangki danlambung. Dalam proses docking semua sisa bahan bakar yang ada dalam tangki harusdikosongkan untuk mencegah terjadinya ledakan dan kebakaran. Dalam aturannyasemua galangan kapal harus dilengkapi dengan tangki penampung limbah, namun padakenyataannya banyak galangan kapal tidak memiliki fasilitas ini, sehingga buanganminyak langsung dipompakan ke laut.Selain itu juga di Docking dilakukan proses scrapping kapal (pemotongan badan kapaluntuk menjadi besi tua) ini banyak dilakukan di industri kapal di India dan AsiaTenggara termasuk Indonesia. Akibat proses ini banyak kandungan metal dan lainnyatermasuk kandungan minyak yang terbuang ke laut. Diperkirakan sekitar 1.500ton/tahun minyak yang terbuang ke laut akibat proses ini yang menyebabkan kerusakanlingkungan setempat.

    3.      Terminal Bongkar MuatProses bongkar muat tanker bukan hanya dilakukan di pelabuhan, namun banyak jugadilakukan di tengah laut. Proses bongkar muat di terminal laut ini banyak menimbulkan resiko kecelakaan seperti pipa yang pecah, bocor maupun kecelakaan karena kesalahanmanusia.

    4.      Bilga dan tangki bahan bakar Umumnya semua kapal memerlukan proses ballast saat berlayar normal maupun saatcuaca buruk. Karena umumnya tangki ballast kapal digunakan untuk memuat kargomaka biasanya pihak kapal menggunakan juga tangki bahan bakar yang kosong untuk membawa air ballast tambahan. Saat cuaca buruk maka air ballast tersebut dipompakanke laut sementara air tersebut sudah bercampur dengan minyak. Selain air ballast, jugadipompakan keluar adalah air bilga yang juga bercampur dengan minyak. Bilga adalahsaluran buangan air, minyak, dan pelumas hasil proses mesin yang merupakan limbah.Aturan internasional mengatur bahwa buangan air bilga sebelum dipompakan ke lautharus masuk terlebih dahulu ke dalam separator, pemisah minyak dan air, namun padakenyataannya banyak buangan bilga illegal yang tidak memenuhi aturan Internasionaldibuang ke laut..

    5.     Pengeboran minyak lepas pantaiTumpahan minyak dari pengeboran minyak lepas pantai biasanya disebabkan olehkebocoran peralatan pengeboran yang kurang sempurna, sehingga ceceran minyak akanlangsung masuk ke laut. Bila ceceran minyak ini berlangsung terus-menerus, jumlahminyak yang mencemari lingkungan laut tidak boleh diabaikan, apalagi jika terjadikecelakaan di tempat-tempat pengeboran maka jumlah minyak yang masuk mencemarilaut menjadi lebih besar.

    6. Pengilangan minyak Kegiatan di kilang minyak merupakan sumber yang dapat menimbulkan pencemaranminyak di perairan, karena air limbah proses pengilangan bercampur minyak, misalnyaair drain yang berasal dari stripping, desalter, dan treating process. Setelah digunakandi kilang, sebagian besar air dibuang kembali ke lingkungan sebagai limbah, dimana limbah ini banyak mengandung minyak yang dapat mencemari badan air dan padaakhirnya menuju ke laut.


    B. Dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan

    Pencemaran laut merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap lingkungan laut maupunsumber daya yang didalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi sistem alami (ekosistem)maupun bagi manusia yang merupakan bagian dari sistem alami tersebut. Dengan kata lain, pencemaran laut tidak hanya merusak habitat organisme laut serta proses biologi dan fisiologinyasaja, tapi secara tidak langsung dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia, karenaterakumulasi oleh bahan-bahan pencemar melalui konsumsi bahan pangan laut yang telahterakumulasi sebelumnya. Padahal selain sebagai sumber bahan pangan, laut juga mengandung berbagai jenis sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup danmeningkatkan kesejahteraan manusia.
    Laut yang tercemar oleh tumpahan minyak, memberikan dampak negatif ke berbagaiorganisme laut, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di laut, yang pada akhirnya akanmerugikan kehidupan manusia. Beberapa dampak ekologis akibat dari tumpahan minyak adalahsebagai berikut (Laode M. Kamaluddin, 2002):
    1.   Lapisan tumpahan minyak mempengaruhi tingkat intensitas fotosintesis fitoplanktonyang dapat menurunkan atau memusnahkan populasi fitoplankton. Kondisi ini merupakan bencana besar bagi kehidupan di perairan karena fitoplankton merupakan dasar bagisemua kehidupan perairan.
    2. Pencemaran air laut dari tumpahan minyak berdampak pada beberapa jenis burung laut,karena tumpahan minyak tersebut menyebabkan degradasi lemak dalam hati, kerusakansaraf, pembesaran limpa, radang paru dan ginjal pada burung-burung tersebut. Salah satucontoh kasus seperti ini pernah terjadi di perairan lepas pantai Inggris pada tahun 1967 aakibat kecelakaan kapal tanker Torrey Canyon.Kejadian ini mengakibatkan kuranglebih 100.000 burung telah terbunuh.
    3. Tumpahan minyak dapat mengganggu keseimbangan berbagai organisme aquatik pantai,seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang, hutan mangrove dan rusaknya pantai wisata.Hutan mangrove yang hidup disepanjang pantai beradaptasi di dalam air laut dengan caradesalinasi melalui proses ultra-filtrasi. Akar mangrove, yang tumbuh di dalam lumpur, berfungsi untuk menyerap oksigen melalui suatu jaringan aerasi yang kontak denganudara, yang disebut dengan breathing roots. Jika pantai tercemar minyak, lumpur akantertutup oleh deposit minyak yang dapat merusak sistem akar mangrove, sehingga difusioksigen dari udara ke dalam jaringan aerasi terhambat.
    4.   Tumpahan minyak menghambat atau mengurangi transmisi cahaya matahari ke dalam air laut, yang disebabkan karena absorpsi minyak bumi (cahaya matahari diserap olehtumpahan minyak) atau cahaya dipantulkan kembali oleh minyak ke udara. Semakintebal lapisan minyak maka pelarutan oksigen dari udara semakin terganggu dan akanmerugikan biota-biota laut.
    5.  Jika tumpahan minyak tersebut tidak mematikan sumber daya laut, maka pencemarantersebut menurunkan kualitasnya. Hal ini berhubungan dengan kemampuan hewan-hewan laut untuk mengakumulasi minyak di dalam tubuhnya. Akumulasi ini seringmenyebabkan daging ikan berbau minyak, sehingga merugikan para nelayan karena tidak dapat menjual ikan tangkapan mereka.
    6.   Untuk bidang pariwisata, polutan minyak di perairan mengurangi minat wisatawan,karena keindahan laut tertutup oleh lapisan minyak.

    Pencemaran laut berdampak bagi terumbu karang. Indonesia memiliki 10% terumbukarang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. Selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-obatan.

    Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang, kerang hijau,dllsemakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah kelaut.Selain pencemaran minyak, di laut juga kadang terjadi pencemaran oleh limbah industryyang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Salah satunya berupa logam berar seperticadmium, timah dan mercury. Selain itu kandungan limbah yang tinggi akan besi dan tembaga juga berbahaya karena dapat menjadi racun dalam tubuh ikan bila kadarnya berlebih dari jumlahyang dibutuhkan untuk metabolism tubuh.

    Pencemaran secara serius dapat disebabkan oleh adanya buangan cadmium atau air raksasecara berlebih di laut. Pencemaran seperti ini telah terjadi di Teluk Minamata Jepang pada tahun1953-1960 dimana kurang lebih 100 orang menjadi korban. Dari korban ini ada yang meninggaldan ada yang mengalami cacat seumur hidup . mereka kebanyakan keracunan karena memakankerang yang telah tercemar oleh hasil buangan dari pabrik. Kasus kedua di Jepang terjadi padatahun 1965 di dekat mulut sungai Agano yang disebabkan peningkatan pemakaian cadmiumsehingga masyarakat disekitar sungai Jinstu banyak yang mengalami penyakit itai-itai akibat mengkonsumsi hasil perikanan laut seperti cumi-cumi yang telah tercemar.

    Logam-logam berat ini masuk kedalam tubuh hewan dan umumnya tidak dikeluarkanlagi dari tubuh sehingga logam-logam ini bertumpuk dan terakumulasi dalam tubuh he wan ini.Sebagai akibatnya logam-logam ini akan terus ada disepanjang rantai makanan. Hal inidisebabkan oleh karena predator pada satu tropi level makan mansa mereka dari tropic kevel yanglebih rendah yang telah tercemar. Dari sini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat   terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi di dalam tropic level ataudikenal dengan istilah bioakumuasi. Jika hewan laut yang tercemar ini dikonsumsi maka dapamenyebabkan keracunan logam berat pada manusia.Selain itu dilaut juga dapat terjadi pencemaran yang disebabkan oleh pestisida. Pestisidaini sengaja ditebar dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hamatanaman atauorganisme lain yang tidak diingini. Bila zat ini dipakai secara teru-menerus maka zat ini akantertumpuk. Pada saat hujan turun zat in. i dapat masuk kebadan air dan masuk ke sungaikemudian akhirnya sampai kelaut.Salah satu penelitian menemukan salah satu bahan kimia dari pestisida yaitu
    Organochloride yang ditemukan dalam tubuh ikan dan udang dan bahan ini akan terus menumpuk dalam tubuh hewan sampai mencapai kadar berbahaya bagi keshatan bila dikonsumsi. Peristiwaini dapat dilihat di sungai Rhine di Jerman.
     


    DAFTAR  PUSTAKA

    Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 136/3240.K Tentangencana Strategis (Renstra)Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Laut Propinsi Sumatera Utara.

    Roman, Fatur. 2009.Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Jilid 3.
    Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas NegeriMalang. Website:http://www.lemlit.um.ac.id

    Sudibjo, Elly Rasdianti.Laporan Akhir Naskah Akademis Adlam Rangka Menuju Perbaikan Kebijakan Lingkungan Pada Aktivita Industri Maritime Depaetemen Kelautan Dan Perikanan Sekretariat Jendral Tahun Anggaran 2006. Jakarta, 2006

    Hutabarat, Sahara dan Stewart M. Evans. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia,UI-Press. Jakarta,1985.

    http://www.scribd.com/doc/53772616/Ringkasan-Bahan-Kuliah-Kesling-Kawasan-Pesisir-Dan-Pantai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar